Jonatan Christie menyebut keberhasilan jadi juara Denmark Open 2025 bukan sekadar gelar juara melainkan proses panjang dalam beberapa bulan.
Jonatan memenangkan gelar Denmark Open 2025 setelah mengalahkan Shi Yuqi di babak final. Kemenangan tersebut membuat Jonatan merebut gelar Denmark Open untuk pertama kali dalam kariernya.
"Gelar juara Denmark pastinya bukan hanya sekedar juara tetapi ini adalah hasil dari proses beberapa bulan belakangan ini yang nggak mudah buat saya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa problem di badan saya, yang pelan-pelan saya harus balikin kondisinya dulu, balikin [sembuhkan] sakit-sakitnya dulu dan sampai akhirnya hasilnya bisa mengikuti [gelar juara] di dua pertandingan belakang ini," ucap Jonatan seperti dikutip dari rilis PBSI.
Di pertengahan tahun ini, Jonatan mengambil keputusan besar untuk meninggalkan Pelatnas Cipayung dan memilih berkarier secara mandiri. Keputusan tersebut tak langsung berbuah manis karena Jonatan sempat melalui masa-masa sulit kalah di babak awal dalam beberapa turnamen awal yang ia ikuti.
Barulah pada dua turnamen terakhir di Korea Open dan Denmark Open, Jonatan memetik hasil manis. Ia berhasil jadi juara di dua turnamen tersebut.
Terkait pertandingan lawan Shi Yuqi, Jonatan sempat kalah 13-21 di gim pertama. Namun setelah itu Jonatan bisa menang 21-15, 21-15 di dua gim berikutnya.
Dalam pandangan Jonatan, lapangan di game 1 dan awal game 3 adalah lapangan yang menyulitkan bagi dirinya. Namun kemampuannya beradaptasi di lapangan tersebut pada awal game 3 jadi kunci. Jonatan bisa memimpin 11-9 di interval sebelum pindah ke sisi lapangan yang ia gunakan di game 2.
"Yang pertama Puji Tuhan bisa kembali juara di super 750 dan lawan Shi Yuqi selalu tidak mudah karena dia pemain yang sangat matang tetapi saya melakukan semaksimal yang saya bisa karena disini kondisinya menang angin, kalah angin juga jadi ya strateginya sangat berpengaruh."
"Game 1 yang bikin kalah karena kondisi anginnya dari semifinal kemarin itu cukup kencang, strategi saya kurang tepat jadi saya kalah. Yang menjadi penentu kemenangan sebenarnya di game 3 awal, dimana saya berada di sisi lapangan yang sama, jadi itu titik poin pentingnya," ujar Jonatan.
(ptr/rhr)