Manchester United yang kerap jadi cibiran mendadak dapat sanjungan. Dalam tiga pekan terakhir, perjalanan bak roller coaster mereka hadapi karena menanjak usai terjun bebas.
Di awal musim, The Red Devils diolok-olok setelah disingkirkan tim kasta keempat Liga Inggris, Grimsby Town di Carabao Cup. Mereka kemudian dipermalukan Man City 3-0 dalam derby pertama musim ini.
Sempat menang atas Chelsea, kemudian dikalahkan Brentford. Tapi Man Utd menemukan titik balik saat menang 2-0 atas Sunderland.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plus menang lagi atas Liverpool yang membuat Bruno Fernandes dan kawan-kawan naik daun. Hasil positif atas Brighton seakan membawa mereka tembus ke nirwana sebelum dihantam realita imbang 2-2 kontra Nottingham Forest.
Naik turunnya situasi yang dihadapi Man Utd memaksa mereka harus tetap fokus. Hanya berkompetisi di dalam negeri semestinya membuat Ruben Amorim bisa lebih leluasa mengatur program.
Ritme tim juga perlahan mengalun merdu. Padahal Amorim sama sekali tak mengubah sistem yang dipegangnya sejak awal musim.
Pola 3-4-3 masih jadi pakem pelatih asal Portugal itu. Awalnya sistem ini dicerca habis-habisan karena pemain Man Utd terlihat kelabakan dengan gaya dinamis ala Amorim.
Tapi dalam tiga kemenangan beruntun yang dipetik, nampak para pemain mulai terbiasa dengan instruksi mantan juru taktik Sporting Lisbon itu. Kolektivitas jadi kuncinya.
Bicara produktivitas, Man Utd punya dua sosok penting yaitu Bruno Fernandes dan Bryan Mbeumo. Mereka adalah top skor dan pencetak assist terbanyak bagi Setan Merah saat ini.
Mbeumo sudah mencetak empat gol sedangkan Bruno Fernandes mencatat dua assist. Dalam catatan Fotmob, keduanya juga merupakan penggores Expected Goals (xG) tertinggi.
Lalu soal pertahanan, duet tiga bek tengah berisi Matthijs De Ligt, Harry Maguire, dan Lenny Yoro perlahan solid. Setelah sempat kocar-kacir di awal musim, ketiganya sedikit demi sedikit menuntaskan tugasnya dengan wajar meski tak ada clean sheet dalam tiga laga terakhir.
Ketebalan pertahanan juga ditopang oleh gemilangnya performa Senne Lammens di bawah mistar gawang. Kiper 23 tahun itu punya kualitas refleks yang cemerlang.
Man Utd tinggal perlu konsisten dalam setiap laga. Kedatangan Senne Lemmens, kembalinya performa top dari Harry Maguire, dan ketajaman Bryan Mbeumo semestinya bisa maksimal untuk merebut poin penuh dari tangan Spurs pada akhir pekan ini.
(rhr)