Jakarta, CNN Indonesia --
Menghancurkan kesempurnaan lawan jadi ambisi yang diusung Arsenal dan Bayern Munchen di matchday kelima Liga Champions 2025/2026, Kamis (27/11) dini hari WIB.
Arsenal dan Bayern Munchen sama-sama mulus di awal Liga Champions musim ini. Empat kemenangan beruntun berhasil direbut dari empat laga yang sudah dijalani di fase grup.
Kegemilangan otomatis melesatkan mereka ke posisi paling atas. Die Roten memuncaki klasemen sementara dengan 12 poin dan angka serupa dimiliki The Gunners.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya produktivitas gol yang memisahkan posisi mereka. Bayern Munchen lebih eksplosif dengan 14 gol dan kebobolan tiga kali. Sedangkan Arsenal membukukan 11 gol tanpa sekalipun kejebolan.
Otomatis laga ini jadi pertempuran antara yang paling ganas dalam membobol gawang kontra tim tersolid dalam bertahan. Hawa final kepagian makin terasa.
Sebab pemenang tak hanya mendapat poin penuh, tapi juga meneruskan kesempurnaan. Laga ini semacam ujian awal sebelum menghadapi rintangan yang lebih berat di fase berikutnya.
Sepanjang empat laga awal, Arsenal belum benar-benar menghadapi lawan sepadan. Termasuk kala bersua Atletico Madrid yang justru babak belur dibobol Meriam London empat kali.
Menghadapi Bayern Munchen bakal jadi ujian sebenarnya bagi Arsenal di fase liga. Terlebih wakil Jerman punya rekam jejak yang tak kalah mengesankan dari empat laga awal.
Bayern Munchen sudah dua kali menghadapi raksasa Eropa di babak awal Liga Champions musim ini. Klub elite seperti Chelsea dan Paris Saint-Germain (PSG) ternyata mampu ditumbangkan oleh Harry Kane dan kawan-kawan.
Sang bomber, Harry Kane bahkan jadi momok lini depan dengan lima gol yang sudah dilesakkan. Catatan ini sekaligus membawanya jadi peringkat kedua pada klasemen top skor sementara dengan selisih satu gol dari Victor Osimhen (6 gol).
Ketajaman Harry Kane akan diuji lawan Arsenal. Semestinya menjebol gawang The Gunners tak jadi persoalan bagi striker asal Inggris itu karena sudah terbiasa berjumpa saat masih membela Tottenham Hotspur.
Kane juga sudah pernah bersua Arsenal saat sudah berseragam Bayern Munchen. Gol dari titik putih di Liga Champions 2023/2024 jadi bukti pemain 32 tahun itu bisa diandalkan.
Tinggal bagaimana Vincent Kompany selaku pelatih berhasil menempatkan posisi Kane di posisi yang tepat. Karena bisa jadi Mikel Arteta sudah menemukan siasat sebagai obat penawar untuk menjinakkan sang striker.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Kehadiran Mikel Arteta di Arsenal dan Vincent Kompany jadi pertarungan dua pelatih muda. Keduanya bahkan sama-sama digembleng di Liga Inggris.
Nama Arteta begitu lekat dengan penikmat Liga Inggris sebagai pemain Everton dan Arsenal. Sementara Vincent Kompany merupakan tulang punggung benteng pertahanan Manchester City selama satu dekade medio 2008-2019.
Arteta meneruskan karier kepelatihan dengan jadi asisten Pep Guardiola di Manchester City dan otomatis ikut mendidik Kompany. Lalu takdir pula yang membawa Kompany menyeberang ke Bayern Munchen setelah melatih klub Inggris, Burnley.
Pertandingan Arsenal vs Bayern Munchen nanti adalah reuni sosok yang didikan Liga Inggris baik sebagai pemain atau pelatih. Kompany tentu ingin membuktikan diri sebagai pelatih berkualitas setelah sempat diragukan saat tiba di Munchen.
Perlahan juru taktik 39 tahun itu menjawab komentar miring dengan prestasi. Di musim pertamanya bersama FC Hollywood, trofi juara Bundesliga 2024/2025 sukses dipersembahkan.
Di musim keduanya performa Bayern Munchen kian menjanjikan. Manuel Neuer dan kawan-kawan masih berpentas di semua kompetisi yang dijalani baik di level domestik maupun Eropa.
Sejauh ini Bayern Munchen masih jalur yang benar. Di Bundesliga sama sekali belum pernah kalah dengan status pemuncak klasemen dan jarak poin yang signifikan dengan tim di bawahnya.
Di DFB Pokal juga berkesempatan juara dengan lolos ke babak 16 besar. Pada lingkup yang lebih luas di Liga Champions pun punya peluang besar lolos langsung otomatis sebagai pemuncak klasemen.
Hal senada juga sedang dialami oleh Arsenal yang tengah digdaya di segala medan. Di tengah badai cedera yang menerpa, Arteta mampu menggali potensi terbaik dari para pelapis.
Ada lima pemain Arsenal yang cedera. Parahnya, mereka yang terpaksa menepi berstatus bintang. Nama-nama seperti Gabriel Magalhaes, Gabriel Jesus, Kai Havertz, Martin Odegaard, dan Viktor Gyokeres masih berkutat dengan cedera.
Arteta mampu memaksimalkan Mikel Merino yang notabene gelandang untuk jadi penyerang. Performa Eberechi Eze juga semakin meyakinkan.
Situasi ini perlu dibaca baik-baik oleh Kompany. Pasalnya, situasi Bayern Munchen sedikit lebih baik karena hanya tiga pemain yang cedera saat ini, yaitu Jamal Musiala, Alphonso Davies, dan Serge Gnabry.
Tinggal seperti apa cara dan pendekatan yang dilakukan oleh kedua pelatih muda ini dalam menyusun pola. Mereka harus memaksimalkan potensi yang ada untuk meneruskan kesempurnaan di panggung Eropa.
[Gambas:Video CNN]