Apple dan McLaren, Kolaborasi yang Sempurna?

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Senin, 26 Sep 2016 06:00 WIB
Meski McLaren dikabarkan menolak pembicaraan dengan Apple, namun prediksi kerjasama Apple-McLaren mampu menciptakan kapitalisasi besar di level paling atas.
McLaren Sport Car. (Courtesy McLaren Automotive)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang mengangkat kepalanya saat mendengar rumor jika Apple sangat mungkin tertarik untuk membeli McLaren Automotive, sebah perusahaan kecil di bidang otomotif namun memiliki nama besar di ajang balapan dan teknologi.

Namun, saat mendalaminya lebih lanjut dan mencoba mencari kecocokannya, sangat jelas jika McLaren adalah satu-satunya pembuat mobil yang paling masuk akal untuk bekerjasama dengan Apple, dan Apple menyadarinya.

McLaren memiliki benefit sebagai mobil yang bergengsi, fokus pada teknologi tinggi dan ahli dalam membuat sebuah mobil serat karbon dengan seni aerodinamis terkini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apple tidak pernah secara resmi akan membuat mobilnya sendiri, tapi mereka telah menjaring para ahli yang fokus dalam bidang otomotif dan mobil listrik dalam proyek Titan, seperti dilaporkan New York Times, Apple merumahkan lusinan karyawannya bulan lalu. Jika Apple masih menginginkan sebuah rencana pembuatan mobil, kerjasama dan bahkan pengambilalihan McLaren adalah langkah yang paling berakselerasi.

"Bersama McLaren, Apple akan mendapatkan sebuah kompetensi rekayasa dan pembuatan mobil pada titik yang paling mutakhir," kata Ferdinand Dudenhoeffer, Direktur dari Pusat Penetilian Otomotid Universitas Duisburg-Essen seperti dikutip Automotivenews.

"Ini menyangkut penelitian dan pengembangan pengetahuan (dalam sebuah mobil), bukan soal membeli mobil dengan kapabilitas produksi massal," ujat Ferdinand.

Secara bisnis, hal ini sangat masuk akal. Dalam enam tahun, beberapa varian mobil jalanan McLaren mencuat dari hanya sebuah bisnis start-up namun memberikan ciri konsistensi. Jika menganggap McLaren adalah sebuah perusahaan yang kecil itu relevan, namun keuntangan tahun ini adalah mereka menjual 1.500 unit dengan harga per unitnya di atas US$1 juta.

Sejarah Balap

McLaren berhasil membangun singgasana balap mereka melalui seorang Bruce McLaren, seorang New Zeland yang mengikuti seri Formula 1 di 1963 dan juara tiga tahun setelahnya. McLaren memiliki peringkat kedua sebagai juara F1 terbanyak setelah Ferrari.

Sejarah dan cinderamata dari dunia balap itulah yang membuat McLaren tetap berada di jalurnya, sebagai mobil terdepan dalam teknologi dan kemampuan. Di 2012, McLaren Applied Technologies menjadi penyokong utama unit kontrol mesin untuk ajang balap mobil-mobil NASCAR Sprint Cup. McLaren Technology Group, juga mengakomodir firma-firma yang berkolaborasi dengan F1, termasuk firma akunting KPMG dan di bidang kesehatan raksasa GSK.

McLaren pun bisa dikatakan sebagai sebuah butik, tapi sebuah butik yang dilihat dari sudut pandang dan citra McLaren sebagai sebuah merek ternama, kata Michael Dunne, CEO Duune Automotif untuk bidang analis mobil listrik.

"Apple sangat berminat masuk arena otomotif di jajaran paling atas, dengan tingkat eselon yang mampan. McLaren ada di level permainan tertinggi saat berada di jajaran balap dan kemampuan para insinyur mereka."

Hanya Perhiasan?

Berdasarkan sumber anonim yang dikutip Financial Times, McLaren menolak untuk berbicara dengan Apple soal investasi Apple-McLaren.

Itu bisa saja karena McLaren berbasis di Woking, Inggris, dan menjadi sebuah perhiasan paling berharga yang dimiliki Inggris untuk saat ini, terlebih soal sejarah dan kemampuan yang dimiliki McLaren yang menjadikannya merek yang benar-benar dimiliki seorang dari Inggris, secara bisnis.

Kepala servis Apple, Eddy Cue, duduk di belakang kemudi Ferrari saat yang sama Financial Times melaporkan jika Phil Schiller, Chief Marketing Apple memiliki sebuah McLaren. Dengan kapitalisasi pasar senilai US$617 miliar, Apple sangat mudah untuk menggoda McLaren yang diestimasi bernilai US$1 miliar, tanpa harus mengeleuarkan keringat setetespun. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER