Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan kendaraan niaga UD Trucks sudah mencapai angka nyaris 1.300 unit sampai awal Desember 2016. Angka ini sudah cukup untuk mencapai target yang ditetapkan.
"Nanti diperkirakan sampai akhir Desember, Januari-Desember, paling minimal 1.250, tapi kita kejar di 1.300. Untuk targetnya sih cuma 1.200," ujar Regional Head IBB, PT Astra International, Tbk - UD Trucks Sales Operation Bambang Widjanarko, kepada wartawan, di Balaraja, Tangerang, Selasa (6/12).
Sedangkan untuk market share, UD Trucks mencapai angka sekitar 11% dari seluruh penjualan di segmen komersial di pasar Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk komersial kan 15.000 unit (seluruh merek), Kita sekarang UD Trucks ini market share kita bisa hampir 11%. Jadi kan dengan 15.000 unit itu, kita kurang lebih 11%," ungkap Bambang.
Untuk produk yang mendominasi penjualan UD Trucks di tahun ini adalah Quester 6x2.
"Yang rigid untuk konstruksi, yang untuk Hi Blow, sama untuk Wing Box, itu yang paling laku. Yang 6x2 wheelbase paling panjang, orang pada nyari itu sampai kita inden-inden, sampai akhir tahun," ucapnya.
Sedangkan untuk tahun 2017, Bambang memprediksi tidak ada kenaikan yang signifikan. "Kita naik si ga banyak tapi target kita sih kurang lebih sama dengan tahun ini. Tapi kalau Astra kan kita ditantang untuk target lebih. Kurang lebih mungkin target kita naikan 1.500 lah tahun depan," tambahnya.
Dia menambahkan untuk menjual kendaraan di segmen komersial seperti truk, tidak semudah menjual kendaraan biasa. "Truk itu bukan jualan produknya tapi lebih ke solusi, jadi kita itu ngomongnya bisnis konsultan bukan salesman," ucapnya.
Bambang mengatakan menjual truk bukan hanya menjual unit, tetapi ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menjual truk.
"Karena begitu kalian jual (truk) tapi tak bisa meyakinkan bahwa ini berguna untuk bisnisnya customer percuma. Bahkan sales konsultan kita bisa menghitung investasi di truk ini balik (modal) kapan, dapat ongkosnya berapa, angsurannya harus angsur berapa, bayar driver berapa, itu kan konsultan," tuturnya.
Sedangkan untuk kesulitannya dalam menjual truk lanjut Bambang menjelaskan, adalah mengambil kepercayaan konsumen.
"Namanya kustomer kalau sudah pake produk lain produk kompetitor biasanya enggan untuk berubah, karena kan yang namanya truk bukan hanya drivernya, spare partnya, bengkelnya, alat-alatnya kan harus disipain. kalau begitu ada prodak baru kan dia harus menyesuaikan lagi," tuturnya.
Selain itu, menurut Bambang Truk merupakan barang modal yang nantinya harus berguna dalam mencari keuntungan lagi.
"Untuk membiayai dirinya sendiri, jadi harus bener-bener kita jelaskan bukan hanya spek aja, tapi dari mulai cara dia bayar, dia beli, cara dia mengoperasikan," ucapnya.
(pit)