Jakarta, CNN Indonesia -- Proyek mobil pintar otonom yang dikembangkan Google dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu fokus bisnis induk perusahaan, Alphabet.
Alih-alih menutup lini pengembangan mobil pintar otonom, Alphabet justru mengubahnya menjadi Waymo yang merupakan anak perusahaan terbarunya.
Menurut laporan
Reuters, pengumuman kemunculan anak perusahaan Waymo seakan menjadi bukti keseriusan Alphabet untuk memonetisasi bisnis dan melakukan proses riset lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek mobil pinhtar otonom yang sudah memasuki usia ketujuh ini akan menjadi penantang utama bagi Uber, Apple, serta perusahaan otomotif yang juga menunjukkan keseriusan mereka di bidang pengembangan mobil pintar swakemudi.
Meski tidak ada pengumuman bisnis dari Waymo dan Alphabet sesaat setelah pengumuman ini dikeluarkan, strategi bisnis ini dianggap sebagai indikasi matangnya sebuah teknologi.
CEO Waymo John Krafcik mengatakan hal itu sebagai indikasi matangnya teknologi Google.
"Kami bisa membayangkan akan seperti apa teknologi mobil otonom ketika nantinya digunakan secara massal. Langkah ini merupakan bentuk kepercayaan diri untuk kian dekat menghadirkan teknologi ini untuk banyak orang," kata Krafcik.
Dalam hal ini Krafcik juga menekankan Warmo tidak tertarik memproduksi mobil otonom sendiri, tetapi akan mengembangkan teknologi di belakangnya. Ia memastikan teknologi yang dimaksud sudah siap diproduksi dan akan diungkap dalam waktu dekat.
Fiat Chrysler diketahui menjadi mitra pertama Waymo yang akan memproduksi purwarupa kendaaran berbasis minican Pacifica. Kerjasama ini dikabarkan membawa misi menawarkan layanan ride sharing otonom pada 2017 mendatang.
Google menargetkan misi kemunculan mobile otonom tidak melibatkan intervensi manusia sedikit pun saat mengaspal nanti.
Kemunculan Waymo tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat sehari sebelumnya Google justru dikabarkan akan menghentikan proses pengembangan mobil pintar otonomnya. Insiden kecelakaan yang sempat mewarnai proses riset kabarnya menjadi salah satu alasan Google lebih memilih bekerjasama dengan produsen otomotif.
(evn)