Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia Muhammad Nasir mengakui jika Indonesia masih jauh untuk bisa memboyong mobil listrik ke tanah air. Terpikir saja tampaknya masih terlalu jauh, apa lagi sampai membuatnya.
"Mobil masih belum, mobil listrik kita masih jauh, berat," kata Nasir di Jakarta, Senin (28/12).
Saat ini, Muhammad mengakui jika pihaknya masih fokus pada pengembangan mobil konvensional. Namun, Indonesia bisa sedikit terhibur dengan kehadiran Garansindo Scooter Electric ITS (Gesits), motor listrik yang segera diproduksi tahun 2017 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motor listrik hasil kolaborasi Garansindo dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini juga telah melakukan uji jalan Jakarta-Bali dengan jarak 1.500 km dan siap untuk berkeliaran di jalan.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menilai meski belum terlalu ramai di Indonesia, lambat laun kendaraan bermuatan baterai itu akan segera meramaikan di tanah air.
“Ya kita pasti akan mengikuti itu. Indonesia akan booming mobil listrik,” kata Jongkie kepada CNNIndonesia.com Rabu (14/12).
Meski demikian jika melihat persiapannya, Indonesia bisa menunggu lebih lama bahkan dengan negara tetangga.
“Sekarang yang mesti dipikirkan adalah, sarana dan prasarananya. Indonesia harus mempersiapkan diri. Misalnya mobil listrik, mobil listrik perlu apa? Charging station, charging-nya di mana? Kalau tidak ada, bagaimana orang mau pakai mobil listrik?” ujar dia.
Gaikindo menilai, pihaknya belum melihat ada kemauan pemerintah untuk mulai mempersiapkan, setidaknya lewat kebijakan yang terkait dengan pengurangan emisi kendaraan, apalagi menuju mobil listrik.
“Ini jelas menghemat BBM, kedua tidak ada polusi. Jadi indonesia mengarah ke sana. Tapi sarana dan prasarana harus ada, listrik juga. Jadi masih banyak yang harus dikerjakan oleh pemerintah kita,” kata dia.
Bagi dia, tepat atau tidaknya Indonesia disasar pelaku industri otomotif teknologi terbaru hanya tinggal menunggu waktu. Indonesia, yang cenderung lebih banyak sebagai penonton ketimbang pemain otomotif di dunia, hanya tinggal menunggu waktu kehadiran mobil listrik.
“Kita tidak bisa menolak itu. Tren dunia akan masuk ke Indonesia juga. Tinggal masalah waktu. Kapan? 10 tahun lagi? Atau mungkin lima tahun lagi,” kata dia.
Paling tidak, pemerintah sudah mulai berpikir, jika bergerak terasa berat untuk menghadapi kehadiran mobil listrik. Karena semua berawal dari ide yang ada dalam pikiran. Sudah saatnya.
(pit)