Sementara, dihubungi terpisah, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara berpendapat bahwa kelangsungan dari proyek pemerintah itu akan ditentukan langsung oleh pasar Indonesia.
“Nanti pasar yang tentuin. Produksi dan sebagainya saya tidak melihat jelas hitungannya bagaimana. Kalau harga dijual segitu bisa ajam kaya ibarat orang jualan ada lain-lain yang wajib dihitung,” ujar Kukuh.
Kukuh berujar, harga yang dipatok pemerintah sebetulnya masih dalam taraf relatif, bisa dikatakan mahal maupun murah. Ia belum berani berspekulasi mengenai tepat atau tidaknya harga tersebut, mengingat belum mengetahui secara langsung detail atau spesifikasi kendaraan pedesaan.
“Kalau kemudian fiture cuma gitu aja, tapi kami harus liat detailnya, harus. Belum bisa dipastikan mahal atau tidak. Misal kami bilang mahal, tapi kendaraan itu banyak yang beli bagaimana, berarti kebutuhan warga desa terpenuhi,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi dia, terpenting ialah mewujudkan kendaraan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat , baik dari kebutuhan dalam bekerja, mobilisasi maupun keselamatan di jalan raya.
Konsep kendaraaan pedesaan ialah produk angkutan barang dan manusia dengan kapasitas mesin terbatas. Mobil tersebut memiliki fungsi multiguna seperti pickup, namun tepat digunakan oleh masyarakat pedesaan sampai pesisir.
Dengan bekal mesin 1.000 cc serta sistem penggerak 4x4, mobil ini diklaim dapat melintasi segala medan, baik lumpur, banjir dan menanjak.
(tyo)