Jakarta, CNN Indonesia -- Munculnya varian baru dari kendaraan roda dua, justru membuka celah bagi produsen klakson versi aftermarket. Pemilik motor, lebih banyak mengganti jenis klaksonnya, ketimbang memakai asli bawaan pabrik.
Hal itu diungkapkan oleh Agus Saefullah, salah satu mekanik di Batavia Horn, bengkel khusus klakson di kawasan Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
"Wah masih banyak ya, apalagi sekarang kan motor banyak keluaran baru," kata Agus kepada CNNIndonesia.com, kemarin (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Agus mengungkapkan, saat ini klakson yang diminati oleh para pemilik kendaraan berasal dari pabrikan asal Eropa. Misalnya, Fear, Dr.D Fischer dari Jerman dan Stable dari Italia, walaupun masih ada produk asal Jepang, yaitu Denso.
Bahkan, kini Hella yang sudah dipegang oleh India mulai redup dipasaran. "Kalau Hella sekarang India jadi kurang. Tadinya Jerman, sekarang kurang karena menang nama saja dia," ujar Agus.
Mengenai harga, klakson asal Jerman biasa dibandrol dengan kisaran harga Rp200-an sampai Rp600 ribu. Biasanya, motor yang singgah di bengkelnya beragam, dengan mayoritas berjenis skuter matik (skutik).
"Paling murahnya Fischer, karena itu kan produk baru," kata dia.
Untuk jenis, tren klakson tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Model-model yang diminati masih berbentuk keong maupun bulat, begitu juga dalam jenis bunyi klakson.
"Kalau bunyi ada seperti klakson BMW atau Avanza. Untuk model masih yang lama, pada keong atau bulat aja. Nah kalau lama itu jenisnya stabel angin sudah tidak keluar, susah barangnya," kata Agus.
(pit)