Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya dalam sejarah,
European Automobile Manufactures Association (ACEA) melaporkan angka penjualan kendaraan penumpang bermesin diesel merosot dan dikalahkan oleh mesin bensin.
Padahal, sejak lama masyarakat di Benua Biru kerap memilih kendaraan bermesin diesel. Alasannya, lantaran mesin diesel lebih irit ketimbang mesin bensin.
Dalam datanya di semester pertama 2017, penurunan penjualan mobil diesel diiringi naiknya penjualan kendaraan bermesin bensin hampit 10 persen. Sementara di periode yang sama di tahun 2016 penjualan mobil diesel hanya turun empat persen.
Pangsa pasar mobil diesel tercatat juga mengalami penurunan. Pada 2016, pangsa pasar mobil diesel mencapai 50,2 persen namun kini hanya sebesar 46,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibandingkan setahun silam, dalam enam bulan pertama di 2017, sekira 152.323 unit mobil diesel telah kehilangan konsumennya di Eropa.
Saat ini, total penjualan kendaraan penumpang berbahan bakar bensin di negara-negara Eropa mencapai 48,5 persen, atau naik dari sebelumnya hanya 45,8 persen di 2016.
Di sisi lain, penjualan kendaraan berbahan bakar alternatif seperti gas, hibrida, hingga listrik juga meningkat menjadi lebih dari 35 persen. Kendaraan dengan bahan bakar alternatif menyumbang 5,2 persen dari total penjualan mobil di Eropa.
Sekretaris Jenderal ACEA Erik Jonnaert, mengatakan bahwa peralihan dari mesin bensin dapat membuat Eropa kian sulit memenuhi target pengurangan CO2 yang mulai mulai berlaku pada 2020.
Jonnaert juga meminta pemerintah untuk mendorong lebih banyak insentif kepada kendaraan berbahan bakar alternatif. Pasalnya, walau meningkat, ia melihat persentasenya tidak banyak dari total keseluruhan penjualan kendaraan saat ini.
"Perlu lebih banyak dilakukan upaya untuk mendorong konsumen membeli kendaraan bertenaga alternatif, misalnya dengan menerapkan insentif yang tepat dan menerapkan infrastruktur pengisian ulang di seluruh UE," kata Jonnaert, seperti mengutip
Automotive News.
(evn)