Jakarta, CNN Indonesia -- Honda CRF150L menjadi anggota ketiga dalam jajaran keluarga CRF, varian motor trail Honda yang resmi meluncur tahun ini di Indonesia. Pada varian CRF sebelumnya, Astra Honda Motor (AHM) mengenalkan trail dengan kubikasi lebih besar yaitu CRF250Rally dan CRF1000 Africa Twin.
Direktur Pemasaran Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya, mengatakan alasan di balik menggarap pasar motor dengan ciri khas ban tahu ini lebih kepada setelah melihat pasar yang stabil.
"Kalau dari tahun ke tahun secara volume pasar relatif stabil. Ada gejolak naik turun tetapi tidak signifikan," kata Thomas saat ditemui di kawasan Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, menurutnya angka pasar motor trail jauh lebih baik ketimbang penjualan di segmen motor sport Honda. secara persentase kontribusi penjualan motor
sport saat ini kian merosot dari 14 persen menjadi 10 persen di 2017.
"Tapi kami lihat total sport di pasar on-off ini naik jadi 12 persen. Jadi kami melihat secara total volume pasarnya relatif besar sehingga masih stabil di pasar on off 150 cc,” kata dia.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), penjualan motor trail 150 cc berkisar di angka 6.000 unit per bulan. Kedepannya, Honda menargetkan dapat menyumbang kontribusi sekitar 3.000 unit per bulan hanya dari CRF150L dan rata-rata 35 ribu unit per tahun.
Riset jangka panjaag untuk lintas segmen
Sementara itu President Director AHM Toshiyuki Inuma, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan riset mengenai pertumbuhan bisnis motor trail di kelas 150 cc di Indonesia. Ia mengaku, Honda sudah merancang motor yang dirilisnya hari ini sejak tiga tahun terakhir. Riset yang dilakukan meliputi performa, kebutuhan, konsumen hingga harga yang tepat jika dipasarkan.
"Kami dan di Jepang (Honda) berdiskusi. Makanya kami mengembangkan dalam tiga tahun terakhir," kata Inuma.
Lebih lanjut, Thomas menampik kabar yang mengatakan bila CRF150L hadir untuk menggerus pasar yang sudah diisi oleh kompetitor seperti Kawasaki KLX 150. Pabrikan asal Jepang itu hanya berniat menambah pilihan kepada masyarakat tanah air, soal motor trail berkubikasi 150 cc.
"Ya mudah-mudahan bisa menambah pasar menjadi 10 ribu unit," kata Thomas.
Thomas melanjutkan, untuk konsumen motor trail sendiri memiliki perbedaan di tiap daerah. Sasarannya sendiri, mulai dari hobi hingga sebagai alat operasional di daerah perkebunan.
Kata dia, komposisi terbanyak penjualan motor trail masih berada di Jawa sebesar 60 persen. "Paling banyak Jawa. Seperti Jawa Barat dan Timur, sebagian kecil Jakarta. Sumatera juga terutama Pekanbaru," ujar dia.
Selain Jawa dan Sumatera, ia menyebut penjualan motor trail juga relatif tinggi di wilayah lain seperti Kalimantan dan Sulawesi.
(evn)