Jakarta, CNN Indonesia -- Toyota menghentikan serangkain uji coba terhadap mobil otonomnya pasca kecelakaan yang melibatkan mobil tanpa awak Uber di Tempe, Arizona, Amerika Serikat. Belum tahu sampai kapan penghentian uji coba mobil otonom Toyota.
Merek Jepang itu tidak sendiri dalam mengembangkan teknologi mobil otonom (bergerak otomatis), ada nama BMW, Ford dan General Motors.
"Kami merasa insiden itu mungkin memiliki efek emosional pada tim uji kami," kata juru bicara Toyota Brian Lyons kepada
CNN, Rabu (22/3).
Melalui Lyons, perusahaan berologo tiga elips itu menyampaikan untuk sementara ini tidak ada pengujian mobil tanpa sopir di jalan Amerika Serikat seperti Michigan dan California.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awal bulan ini Toyota berencana berinvestasi hingga 300 miliar yen atau US$2,8 miliar dengan tujuan mengembangkan kemampuan mobil
self-driving-nya.
Sebuah
sport utility vehicle (SUV) Uber pada Minggu malam kemarin terlibat kecelakaan. Dalam mode otonom, mobil itu menabrak seorang pejalan kaki yang sedang melintas dengan sepedanya, Elaine Herzberg (49).
Kendaraan itu melaju sekitar 40 mph atau sekitar 64 km per jam. Tidak lama berselang, Uber mengumumkan bahwa hal itu menghentikan sementara pengujian mobil otonomnya di Amerika Serikat dan Kanada.
Ini juga merupakan kematian pertama yang disebabkan oleh kendaraan otonom. Saat ini insiden tersebut juga sedang diselidiki kepolisian setempat.
Insiden pengujian mobi cerdas hingga memakan korban jiwa itu kini menyita perhatian penduduk dunia, terutama di Amerika Serikat. Bahkan, Departemen Transportasi Boston telah meminta setiap perusahaan yang melakukan pengujian di kota-kota untuk menghentikan operasi.
Sementara itu adapun perusahaan lain yang sedang menguji mobil otonom di antaranya Waymo, perusahaan induk Google (GOOGL) yang berencana meluncurkan layanan mobil
self-driving ke publik tahun ini di daerah Phoenix, Arizona dan Intel (INTC).
(mik)