Jakarta, CNN Indonesia -- Toyota C-HR mesin 1.800cc resmi masuk Indonesia dengan satu tipe yang dijual lebih mahal dari Fortuner tipe paling murah. C-HR sebagai salah satu pilihan di segmen
crossover yang memanaskan pasar otomotif dalam negeri.
Berbeda dari pesaingnya, C-HR menawarkan konsep 'Against Stereotype', atau bisa diartikan mobil yang menawarkan desain tak standar. C-HR menonjolkan karakteristik tersendiri yang tak dimiliki pesaingnya, berdasarkan klaim Toyota saat penampilan perdananya di dunia dua tahun lalu.
Jauh sebelum masuk Indonesia, rival terdekatnya disebut-sebut adalah Honda HR-V, meski di segmennya tersedia BR-V, Toyota Rush, Daihatsu Terios, Suzuki SX-4 S-Cross, Nissan Juke, Mazda CX-3, Chevrolet Trax dan Renault Captur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia, C-HR dijual di atas HR-V tipe 1.800cc CVT Mugen (Rp404,5 juta). Lebih pantas C-HR disandingkan dengan Mazda CX-3 GT yang dijual Rp 438,8 juta, apalagi keduanya sama-sama menyandang status CBU (
completely build up). Meski masih ada selisih harga, tetapi tidak terpaut jauh.
Dengan mengucurkan dana Rp438,8 juta, konsumen akan mendapatkan mesin Skyactiv-G 2.000cc DOHC. Sementara membeli C-HR, konsumen hanya akan menikmati mesin 1.800c atau sama dengan HR-V.
Melihat ketiga perbandingan tersebut bisa dibilang bahwa segmen
crossover dalam negeri sangat seksi dengan kekurangan dan kelebihannya.
Salah satu contoh kelebihan konsumen C-HR adalah diiming-imingi dengan ketersedian layanan purna jual yang luas. Itu tidak dimiliki Mazda yang pada akhirnya menciutkan niat beli konsumen. Sedangkan Honda diperkuat 138 dealer resmi, atau cukup membuat konsumen merasa tak khawatir saat mobil mengalami masalah di jalan.
Dengan persaingan itu berujung pada data penjualan. Gaikindo mengumumkan penjualan
wholesales selama 2018, HR-V tercatat sebanyak 4.878 unit dan CX-3 cuma 108 unit. Di atas kertas HR-V lebih unggul. Lantas bagaimana dengan C-HR yang masuk mengusung citra kuat di kelasnya?
Itu kembali kepada konsumen yang memilih. Kehadiran C-HR sendiri sudah menjadi salah satu perhatian khusus bagi PT Honda Prospect Motor, jauh sebelum produk itu diluncurkan di dalam negeri.
Namun faktanya,
Marketing & After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy merasa tidak khawatir menanggapi peta persaingan antara C-HR dan HR-V. HPM berpikir rasional dan sangat percaya diri karena banderol 'murah' HR-V bisa menjaga pasarnya di Tanah Air.
"Harganya terlalu tinggi (C-HR). Seharusnya (kami) tidak perlu khawatir. Itu (harganya) pesaingnya Honda CR-V)," kata Jonfis kepada
CNNIndonesia.com di sela-sela acara peresmian Honda Gallery di Jakarta, Selasa (10/4) siang.
Jonfis percaya jika di segmen itu adalah karakter konsumen dengan dana terbatas, mereka yang muda dan berjiwa dinamis. Sementara konsumen yang memiliki kemampuan membeli C-HR seharusnya masuk ke dalam kategori kendaraan medium SUV dengan harga di atas Rp450 juta.
Jonfis beranggapan C-HR memang unik dan memiliki desain yang lebih fresh. Kendati demikian dengan desain yang diusungnya, konsumen seharusnya membandingkan dari sisi lain.
"Saya sudah tahu sejak lama kalau harganya akan di kisaran itu," ucap Jonfis.
Didatangkan dari Thailand ke Indonesia, C-HR ditarget terjual 100-140 unit dalam satu bulan. Toyota membekali mesin bensin DOHC empat slinder berkode 2ZR-FBE berkapasitas 1.800cc. Mesin itu dikawinkan dengan transmisi CVT tujuh percepatan.
Target penjualan tersebut masih jauh di bawah hasil penjualan HR-V yang terjual sebesar 2.645 unit pada Januari 2018, dan 2.233 unit satu bulan kemudian.
(mik)