Tangerang, CNN Indonesia -- PT
Hyundai Mobil Indonesia (HMI) selaku agen pemegang merek (APM) merek Hyundai di tanah air terus berupaya menarik prinsipal Hyundai agar mau menanamkan investasi besar di Indonesia.
Sebab Hyundai Motor Company (HMC) dinilai sudah disalip prinsipal asal China, yaitu Wuling Motors dan Sokonindo Automobile (DFSK) dalam hal mendirikan pabrik produksi di dalam negeri. Padahal prestasi Hyundai Indonesia sudah terlihat sekitar 20 tahun terakhir.
Mengutip
hyundaimobil.co.id, Hyundai hadir di Indonesia lewat agen tunggal pemegang mereknya, PT Citra Mobil Nasional (CMN), dan mobil Hyundai rakitan pabrik Hyundai di Bekasi Barat adalah Elantra pada tahun 1995. Satu tahun kemudian Hyundai Indonesia merakit Accent.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hyundai Indonesia melebarkan sayapnya dengan mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Hyundai Mobil Indonesia, sedangkan untuk perakitannya dipercayakan kepada PT HMImenggantikan nama PT CMN.
Langkah Hyundai yang sudah lebih dulu terjun di industri otomotif dalam negeri pun dinilai tidak seberani dua brand asal China, yaitu Wuling Motors dan DFSK, di mana keduanya atas nama prinsipal telah mendirikan pabriknya di Indonesia.
Menurut Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk Korea Selatan, Jongkie D Sugiarto, seharusnya prinsipal Hyundai di Korea Selatan mencontoh dua merek itu. Sebab, banyak hal positif yang bisa didapat dari mendirikan pabrik, salah satunya memperkuat citra perusahaan.
Komisaris HMI itu juga menyampaikan sudah saatnya Hyundai membuka mata dan tentunya lebih berani mengambil sikap dengan mendirikan pabrik seperti Wuling dan DFSK. Itu perlu dilakukan mengingat potensi dari pasar otomotif dalam negeri.
"Itu mereka (Wuling dan DFSK) lihat apa, emangnya dia bilang pingin bakar duit aja. Kan mereka lihat (potensi) pasar dari indonesia," kata Jongkie ditemui di BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.
Ia pun mengaku telah memberi banyak saran agar Hyundai segera membangun pabrik. Itu dilakukan bukan hanya sekali, melainkan sudah lama atau lebih kurang sejak tujuh tahun lalu.
"Sudah tujuh tahun, sampai berbusa. Ya silakan melakukan studi, dan seterusnya kami akan suplai data," ungkap dia.
Jongkie juga menjabarkan beberapa keuntungan dengan mendirikan pabrik produksi di Indonesia. Dengan pabrik, Hyundai dapat menjual produk yang sesuai dengan keinginan pasar domestik.
Selain itu pabrik juga dikatakan dia dapat menekan harga jual mobil-mobil Hyundai karena menggunakan lebih banyak lokal konten. Jika sudah demikian, Jongkie pun optimistis pasar kendaraan Hyundai bakal lebih menggeliat nantinya.
"Indonesia 50 persen di mobil penumpang 4x2, MPV (
multi purpose vehicle). Nah MPV kami adanya yang besar (Hyundai H-1), untuk yang kecil tidak ada. Terus LCGC juga kami tidak ada. Makanya saya bilang datanglah kemari investasi di sini, mari kita pilih produk yang tepat untuk pasar Indonesia dan ekspor. Supaya efisien," ucap Jongkie.
Selama ini Hyundai Indonesia hanya mengandalkan pabrik di Pondok Ungu, Bekasi sebagai basis produksi H-1 sejak akhir 2009. Bisa dibilang saat itu baru Indonesia negara pertama di luar Korea Selatan yang disetujui untuk merakit H-1.
Dalam empat bulan terakhir, prinsipal Hyundai membangun pabrik dengan kapasitas yang lebih besar di Indonesia kembali berhembus. Namun hingga saat ini belum ada kepastian.
(mik)