Toyota Temukan Masalah Saat Mobil Otonom Kecelakaan

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Selasa, 28 Agu 2018 10:56 WIB
Reaksi tubuh penumpang dikatakan berbeda-beda saat mobil otonom menghindar kecelakaan secara otomatis.
Logo Toyota. (Dok.Jared C. Tilton/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu raksasa otomotif dunia, Toyota, menyimpulkan masih butuh waktu untuk meneliti efek pada penumpang bila kendaraan otonom beraksi pada potensi kecelakaan. Penelitian besar dan mendalam tentang hal itu sudah dilakukan Toyota pada 2016-2017 namun tidak ditemukan jawaban pasti.

Toyota sempat melakukan penelitian terhadap reaksi tubuh penumpang di mobil otonom ketika dihadapkan pada manuver menghindari kecelakaan. Tes dilakukan terhadap 87 sukarelawan di area pengetesan khusus di kawasan Universitas Michigan di Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat, pada 2016 hingga 2017.

"Kami mau bisa menawarkan pengembangan teknologi, berdasarkan postur tubuh baru mana yang mungkin muncul di dalam kendaraan dengan teknologi menghindar kecelakaan otomatis," ucap Jason Hallman, pemimpin pengembangan keselamatan dan kelayakan kecelakaan studi seperti diberitakan Automotive News, Senin (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Para sukarelawan memiliki beragam ukuran tubuh dan usia mulai dari 18 - 35 tahun. Mereka menjadi penumpang kendaraan otonom yang diawasi petugas khusus di belakang kemudi untuk kenyamanan.

Kondisinya dibuat agar sukarelawan tidak curiga. Mereka diperintahkan duduk di kursi penumpang kemudian melewati manuver penyelamatan untuk menghindari kecelakaan. Misalnya perubahan jalur secara mendadak dan pengereman kuat.

Peneliti Toyota mengukur bagaimana tubuh mereka bergerak saat kejadian itu.

Hasilnya mengejutkan sebab tidak ditemukan pola pasti reaksi tubuh manusia saat kondisi berkendara berubah drastis. Beberapa sukarelawan merespons bersiap kecelakaan, sebagian membiarkan sabuk pengaman menjaga mereka, dan lainnya bergoyang ke arah berbeda-beda.

"Kami menemukan jumlah besar variasi. Sebelum ini semua orang berasumsi kami telah menemukan sesuatu, kami sudah tahu, atau kami bisa memprediksi di mana penumpang duduk," ucap Hallman.


Dari hipotesa yang didapat, postur penumpang saat kecelakaan bisa jadi berbeda dari mobil konvensional. Kesimpulannya, postur baru itu belum diketahui dan teknologi baru tidak bisa diciptakan tanpa mengetahui solusi desain kendaraan otonom.

Penelitian lebih lanjut dikatakan bisa mengubah perangkat sabuk pengaman, airbag, atau konstruksi kursi agar penumpang selamat di kendaraan otonom.

Toyota menyatakan bakal melakukan studi lanjutan pada tahun ini. Upaya tambahannya, Toyota akan mendengarkan masukan dari penyuplai komponen dan konsumen. (gfs/fea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER