Jakarta, CNN Indonesia -- Ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggikan pajak impor kendaraan menghantui produsen otomotif terbesar di Jepang, Toyota Motor Corporation.
Trump sebelumnya sudah mengaktifkan pengenaan pajak 25 persen untuk bahan baku baja dan alumunium yang menjadi beban para produsen. Situasi bisnis diprediksi bakal makin berat, sebab saat ini Toyota dan semua produsen otomotif asing dihadapkan wacana pajak impor kendaraan sebesar 25 persen.
Pengetatan pajak impor kendaraan sebenarnya tidak terlalu parah memukul produsen asal Jepang, pasalnya mereka sudah merakit jutaan unit setiap tahun di pabrik di Tennessee, Arkansas, dan banyak wilayah di AS lainnya.
Kendati begitu, Toyota menderita karena model terlarisnya di AS, RAV4, merupakan produk impor yang diproduksi di Jepang. Selain itu banyak komponen mesin, transmisi, dan sistem knalpot, yang diimpor kena beban impor Trump.
Jepang merupakan negara ke-2 dengan perekonomian terbaik di Asia. Sedangkan Toyota, menurut Scott Seaman dari Euroasia Group, mewakili 12 persen dari gross domestic product Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi terkini pada Toyota, yaitu sepanjang kuartal pertama 2018 (Januari - Maret) mengalami peningkatan pendapatan sebesar 19 persen menurut sang CEO Akio Toyoda. Kenyataan itu belum bikin Toyota optimistis pasalnya mereka memprediksi pendapatan sepanjang 2018 bakal turun 15 persen dari tahun lalu.
Meskipun mendapatkan keuntungan lebih dari US$10 miliar selama beberapa tahun ke belakang, Toyota pelit soal kenaikan gaji karyawan. Pada tahun fiskal 2018 yang dimulai pada April lalu, Toyota hanya menaikan gaji bulanan US$11,6.
"Industri otomotif Jepang sebagai keseluruhan adalah penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Perdagangan otomotifterhitung hampir 65 persen di AS. Defisit perdagangan dengan Jepang, menjelaskan mengapa Trump terpaku pada itu saat dia mengeluh perdagangan tidak seimbang," ucap Seaman seperti diberitakan Asia Times.(gfs/fea)