Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen otomotif asal
Jerman dipastikan akan menyerang
Tesla yang selama bertahun-tahun memimpin pasar mobil listrik. Serangan tersebut diprediksi mulai tahun depan.
Selama dua tahun ke depan pasar mobil listrik lebih sengit setelah manufaktur Mercedes-Benz dan Daimler, BMW dan Volkswagen Audi dan Porsche memperkenalkan kendaraan SUV listrik pertama mereka.
"Akhirnya, sudah mulai!," kata Pakar industri otomotif Jerman Ferdinand Dudenhoeffer, mengutip
AFP, Senin (24/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat nama-nama merek otomotif Jerman telah menguasai sekitar 80 persen pasar mobil premium di seluruh dunia. Ini menjadi modal mereka merajai mobil listrik global untuk meruntuhkan kedigdayaan Tesla di masa depan.
Mercy punya mobil listrik EQC, sedangkan Audi meluncurkan E-Tron. BMW juga telah menghadirkan iNext, dan Porsche menyodorkan coupe listrik bernama Mission E.
Asosiasi Industri Otomotif (VDA), mengatakan bahwa secara total produsen mobil asal Jerman telah berjanji berinvestasi hampir US$ 46,7 miliar atau sekitar Rp694 triliun untuk kendaraan bertenaga listrik dalam tiga tahun mendatang. VDA sangat yakin produsen otomotif Jerman akan berada di puncak penjualan mobi listrik di dunia.
Salah satunya Audi yang mulai perlahan merangsek ke segmen ini dan berharap mobil listriknya akan mencapai sekitar satu dari tiga penjualan pada tahun 2025.
Tesla sendiri saat ini tengah menghadapi rintangan besar, berjuang untuk membendung kerugian yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, sambil mencoba meyakinkan investor dan pelanggan terhadap kesehatan mental CEO Tesla, Elon Musk.
Dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada Agustus lalu, Musk mengungkapkan dirinya sedang menderita stres dan kelelahan yang hebat. Pria 47 tahun itu juga kedapatan kecanduan minuman beralkohol dan mariyuana.
Kemudian pada hari Selasa, Tesla menyatakan bahwa Departemen Kehakiman AS sedang melakukan penyelidikan atas cuitan Musk yang mengumumkan rencana untuk menghapus sahamnya.
Juga di sosial media twitter baru-baru ini, Musk mengatakan bahwa Tesla sedang berada dalam masalah logistik, mengutip Antara.
Dudenhoeffer mengatakan Tesla adalah pemimpin pasar dan memiliki kekuatan besar dalam inovasi, tetapi enam hingga sembilan bulan mendatang akan menjadi ujian yang menentukan masa depan Tesla.
"Jika dia tidak berhasil menstabilkan (sedan) Model 3 dan membuat perusahaan menguntungkan, itu akan menjadi sangat rumit baginya, termasuk yang berkaitan dengan investornya," tutup Dudenhoeffer.
(mik)