Jakarta, CNN Indonesia --
Pelumas mesin merupakan cairan yang tidak digunakan untuk waktu lama. Idealnya oli mobil harus diganti saat jarak tempuh sudah menyentuh angka 5.000 kilometer- 10.000 kilometer. Sebagai patokan kita bisa melihat pada buku servis sebagai pedoman mencari waktu yang tepat mengganti oli.
Dalam buku servis biasanya tertulis waktu yang dianjurkan untuk mengganti oli mesin. Namun, Pendiri Forum Komunikasi Klub dan Komunitas Otomotif Indonesia (FK3O) M Wahab S mengatakan sebaiknya pemilik kendaraan tidak berdasarkan kilometer sebagai acuan penggantian oli, tetapi durasi penggunaan kendaraan.
"Mengganti oli itu bukan hanya jarak, tapi juga waktu atau berapa jam kita gunakan mobil dalam satu hari (dikalikan per bulan)," kata Wahab ditemui di sela acara Castrol, Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misal jika kita melakukan pergantian setiap jarak tempuh 10.000 kilometer, atau setiap enam bulan sekali, maka yang dipilih mana yang tercapai lebih dulu.
Menurut Wahab ada juga istilah
running engine hour, atau mesin mobil terus bekerja dalam kondisi macet atau atau
stop and go.
Untuk kasus satu ini mesin lebih 'stres' karena terus memikul beban. Dengan kondisi seperti itu seharusnya pemilik mobil tidak menjadikan jarak tempuh sebagai patokan mengganti pelumas mesin.
"Contohnya kalau mobil
stop and go, mobil sering berhenti, itu mesin kan tetap bekerja. Artinya kalau ganti misal harus 5.000 ya, kita harus turunkan patokannya," ucap dia.
Faktor cuaca dan LingkunganCuaca menentukan waktu ideal pergantian pelumas mobil. Menurutnya semakin cuaca panas berdampak pada kinerja mesin. Jika kendaraan sering melalui kawasan dengan suhu dingin atau sekitar 20 derajat, pelumas pasti akan lebih awet. Dalam hal ini kita tidak perlu ganti pelumas tepat waktu.
"Atau suhu udara misalnya dipakai kondisi mencapai 40 derajat, dan suhu dingin misalnya 20 derajat, tentu akan beda. Atau keadaan jalanan berdebu, akan beda dengan pemakaian yg kondisi jalan yang tidak debu," tutup Wahab.
(ryh/mik)