Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (
Kemenperin) kembali mempertanyakan keseriusan mobil
Esemka membangun industri otomotif di dalam negeri.
Esemka yang diproduksi di pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi, desa Demangan, Sambi, Boyolali itu selama ini menjadi perbincangan masyarakat soal statusnya yang mengarah ke 'mobil nasional'.
Sindiran atas keseriusan Esemka di Indonesia dilakukan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Harjanto kepada pihak Esemka yang menghadiri acara "Seminar Industri Komponen Otomotif" di Jakarta, Selasa (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harjanto mengatakan untuk mengejar mimpi menjadi mobil nasional, Esemka harus mengutamakan penggunaan komponen lokal atau Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN).
"Jadi saya minta (kepada Esemka) kalau bikin mobil ya pakai komponen dalam negeri. Jadi lokal konten bisa ditingkatkan," kata Harjanto di kantornya, Selasa (13/8).
Harjanto bilang Esemka harus berbeda dari mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan (
Low Cost Green Car/LCGC) yang punya TKDN tinggi atau lebih dari 80 persen, namun dimiliki asing.
"Kalau kita lihat di LCGC udah sampai 80 persen TKDN komponen. Itu juga kami sebut sebagai
national car, tapi memang LCGC itu (buatan) asing," kata dia.
Oleh karena itu harapannya Esemka menjadi satu paket lengkap mobil nasional seutuhnya untuk konsumen di Tanah Air.
"
Nah kebetulan Esemka di Solo ini
brand lokal. Kami berharap merek lokal ini jadi
national car utuh. Bukan hanya lokal konten, tapi
brand-nya juga," ucapnya.
Harjanto menambahkan Esemka diharapkan sesegera mungkin membuat surat perjanjian dengan pelaku usaha pemasok komponen otomotif di dalam negeri agar aktivitas produksi mobil di Jawa Tengah semakin dipercaya masyarakat.
"Kebetulan ada Esemka yang ada di Solo brand lokal baru. Ini ada penandatanganan
letter of intent (surat minat), mudah-mudahan bisa jadi
letter of agrement," tutup Harjanto.
(ryh/mik)