Pernyataan peneliti soal penyebaran virus corona (Covid-19) melalui udara (airborne) yang kemudian diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat lagi kekhawatiran soal penularan di mobil melalui sistem penyejuk udara (AC).
Kekhawatiran itu sudah menjadi alarm bagi banyak produsen mobil yang sejak pandemi telah merancang teknologi baru buat menanggulanginya. Salah satu teknologi diciptakan oleh produsen Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), berupa lampu sinar ultraviolet jenis C (UVC).
Pada Maret JLR menjelaskan pihaknya sedang mengembangkan perangkat khusus berteknologi UVC yang biasa digunakan pada industri medis ke dalam kabin mobil. Teknologi itu dikatakan biasa digunakan membunuh bakteri hingga virus-virus berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pemaparan JRL, UVC itu terintegrasi dengan sistem AC untuk menghancurkan struktur DNA pada bakteri maupun virus kemudian menetralkannya. Selanjutkan udara bersih akan dikeluarkan melalui lubang-lubang AC ke kabin.
"Uji coba medis baru-baru ini menunjukkan penggunaan UVC bisa menjadi lebih efektif karena terbukti memotong transmisi empat superbug [bakteri antibiotik] hingga 30 persen. Para peneliti fokus pada empat organisme resisten obat: MRSA, vancomycin-resistant enterococci (VRE), C. difficile, dan Acinetobacte," tulis JLR dalam keterangan resminya.
JRL bukan satu-satunya, raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor Group, juga sedang mengembangkan kemampuan sinar UV bakal menekan penularan Covid-19 di kabin mobil. Hyundai tidak menyebutkan sinar jenis UV itu UVC atau tidak, namun rencananya teknologi itu akan dipakai pada lampu kabin.
Menurut Hyundai lampu pada plafon paling ideal menyinari sudut-sudut kabin mulai dari setir, jok, hingga lantai secara sekaigus. Cara ini juga dianggap efektif membunuh virus yang menyebar di udara.
"Hyundai berencana mengembangkan sinar interior kabin yang juga mengandung fitur sterilisasi," kata Hyundai.
Teknologi UV juga sempat diwacanakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) wajib dipakai di kendaraan umum, khususnya bus. Sama seperti JLR dan Hyundai, Kemenhub berpendapat sinar UV dapat mengurangi penularan virus di kabin kendaraan.
Produsen lain yang lebih dulu menyatakan mengembangkan sistem antivirus di kabin mobil adalah Geely asal China. Produk SUV baru Geely bernama Icon disebut telah dilengkapi Icon dibekali fitur Air Purification System (IAPS) yang tersertifikasi N95.
Teknologi IAPS bekerja sama dengan sistem AC mobil untuk membasmi elemen berbahaya di kabin termasuk bakteri dan virus.
"Menanggapi epidemi virus corona, Geely Auto berkembang dalam waktu singkat, sebuah Sistem Pemurnian Udara Cerdas (IAPS) baru yang bersertifikat N95," kata Geely.
Geely menjelaskan embusan udara yang keluar dari AC dan IPAS secara otomatis membasmi virus mematikan seperti penyebab Covid-19.
"Sistem pemurnian udara yang sangat efisien. Sistem AC akan mengisolasi dan menghilangkan unsur-unsur berbahaya pada udara kabin termasuk bakteri dan virus," katanya lagi.
Lexus Indonesia juga menyatakan punya teknologi guna menghambat penularan virus yang sudah dipasang di MPV koleksi 'sultan', LM 350.
General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja bilang sistem pendingin ruangan LM 350 sudah dilengkapi teknologi udara nano. Teknologi ini diklaim dapat menghambat perkembangan virus dan bakteri, termasuk virus corona penyebab penyakit Covid-19.
"Jadi bukan membunuh virus, tapi menghambat. Tapi kita menjadi lebih aman," kata Adrian.
LM 350 yang dibangun berdasarkan basis Toyota Alphard ini telah dijual di Indonesia dengan harga Rp3,035 miliar versi empat penumpang, sementara versi tujuh penumpang Rp2,395 miliar on the road Jakarta.
(ryh/fea)