Gaikindo menilai usul pembebasan pajak mobil baru perlu kepastian secepatnya agar tak membingungkan publik. Sejak wacana itu muncul ada kemungkinan calon konsumen mobil baru menunda lagi pembelian yang sebelumnya sudah dilakukan karena pandemi Covid-19.
Pada bulan ini Kementerian Perindustrian mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar membuat Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru dipangkas menjadi nol persen. Selain itu Kemenperin juga usul kepada Kementerian Dalam Negeri agar melakukan hal yang sama pada Bea Balik Nama (BBN).
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menjelaskan jika tak kunjung keluar masyarakat akan memilih menunggu dan menunda pembelian mobil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya masyarakat tidak wait and see, menunggu kapan akan membeli mobil. Menunggu turunnya pajak," kata Kukuh mengutip CNNIndonesia TV, Jumat (25/9).
Bila Kemenkeu dan Kemendagri menggantung keputusan, Kukuh merasa ada efek negatif pada industri otomotif yang sejak Juni mulai mengalami pertumbuhan penjualan mobil walau belum sampai seperti performa bulanan pada 2019.
"Malah akibatnya menurunkan kinerja penjualan yang kecenderungannya sudah membaik," kata Kukuh.
"Jadi ini yang kami harapkan segera diputuskan, jadi tidak kehilangan momentum pemulihan ekonomi. Jadi tepat sekali kebijakan ini perlu dijalankan agar masyarakat tidak menunggu dan mendapat kepastian," katanya.
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier berharap Menteri Keuangan Sri Mulyani segera menyetujui usulan relaksasi pajak mobil baru menjadi nol persen.
"Kami berharap Kementerian Keuangan jangan terlalu lama untuk mengakomodasi ini, jadi semakin cepat semakin bagus sehingga ekonomi kita bisa bergerak semakin lancar lagi," kata Taufiek.
Taufiek menilai pajak mobil nol persen yang membuat harga mobil menjadi lebih murah dapat mendongkrak penjualan di dalam negeri. Efek lanjutan hal itu, kata dia, bisa menggerakkan industri produksi mobil yang selama ini terhambat karena pandemi.
Tauefiek bilang ada 1,5 juta pekerja dalam ekosistem industri otomotif dalam negeri yang jika dapat dipacu saat pandemi bakal membantu memulihkan perekonomian Indonesia.
(ryh/fea)