Agen Pemegang Merek (APM) Skywell di dalam negeri, Kendaraan Listrik Indonesia (KLI), membuka rencana investasi yang akan digelontorkan secara bertahap.
Direktur KLI Abraham Sridjaja bilang investasi yang akan dibenamkan di Indonesia berjumlah US$5 juta atau sekitar (Rp71,4 miliar menggunakan kurs Rp14.281). Investasi ini diperoleh dari prinsipalnya di China.
"Dan tentunya kami akan membawa investasi yang luar biasa. Tahun depan kami sudah mulai," kata Abraham ditemui di Jakarta, Selasa (22/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi bakal digunakan buat kebutuhan fasilitas produksi sebab perusahaan tidak mengandalkan karoseri lokal dalam produksi kendaraan.
Menurut Abraham pihaknya juga sudah menentukan lokasi pembangunan pabrik yakni di Bogor, Jawa Barat. Selain itu investasi juga akan digunakan untuk hal lain penunjang bisnis kendaraan ramah lingkungan di dalam negeri.
KLI saat ini diketahui sedang menjajaki pendekatan sebagai penyuplai bus listrik untuk TransJakarta. Bus listrik Skywell NJL6126BEV sepanjang 12 meter dengan kapasitas 60 orang sedang menjalani pra uji coba dan uji coba di trayek TransJakarta.
Misi bersama TransJakarta dikatakan baru tahap awal. KLI akan masuk ke tahap industrialisasi lalu bukan cuma menghasilkan kendaraan listrik komersial, tetapi juga mobil penumpang.
"Tujuan kami ke depan tidak hanya menggarap big bus, tapi juga industrialisasi, kita akan assembly factory di Indonesia," ucap dia.
Andrew mengatakan proses perakitan kendaraan bakal memanfaatkan komponen impor dari China secara terurai. Namun pihaknya juga akan bekerjasama dengan vendor lokal untuk memasok kebutuhan produksi lain.
"Jadi tetap ada kandungan lokal ya sekitar 40 persen," ucap dia.
Pada sisi lain KLI telah memiliki peta jalan sebagai rencana bisnis perusahaan dalam lima tahun ke depan sejak tahun ini hingga 2024.
Tahun ini perusahaan fokus mengurus lisensi sehingga sah menjadi APM Skywell. Kemudian tahun-tahun berikutnya memulai investasi pabrik, merakit bus, mulai melebarkan pasar ke segmen mobil penumpang listrik, hingga berencana memproduksi baterai.
"Jadi kami sebetulnya sudah punya rencana. Dan kami bukannya baru masuk, tapi sudah mulai penjajakan ke Indonesia sejak dua atau tiga tahun lalu," kata Abraham.
(ryh/fea)