Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bima Yudhistira menilai pemerintah cukup apik dalam mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Hal ini kata Bima sebab pemerintah mempertimbangkan bahan baku utama pembuatan kendaraan listrik, yakni baterai, yang banyak berada di Indonesia.
Bima melanjutkan jika industri mobil listrik bisa dimulai dalam wakti dekat, pasar yang dituju untuk tahap pertama sebaiknya ekspor. Sebab diprediksi Bima membentuk pasar mobil listrik di dalam negeri butuh waktu lebih panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya infrastruktur kan belum siap, terus harganya, dan hal lainnya. Aftersales-nya juga. Ya untuk sementara ekspor dulu lebih baik," kata Bima.
Bima menerangkan ekspor juga jangan hanya mengincar dalam skema CBU saja. Dia menyebut juga harus menjadi negara yang sanggup menjadi pemasok komponen kendaraan listrik dunia.
"Misal produksinya di Tesla tapi komponen seperti baterai ada dari Indonesia. Jadi ini bisa masuk ke sana. Insentif juga lebih baik diarahkan untuk ekspor orientasinya seperti kemudahan ekspor dan pembiayaannya," kata Bima.
![]() |
Perkembangan Industri Baterai
Restu melanjutkan pemerintah juga terus melakukan penjajakan guna menarik investasi asing untuk melakukan pembangunan industri baterai di dalam negeri.
"Dalam hal ini Pemerintah berharap dalam waktu dekat akan ada investasi terintegrasi mulai dari pertambangan, pengolahan [smelter], pemurnian [refining], precursor, katoda, dan industri sel baterai di Indonesia," ucap Restu.
Restu melanjutkan industri baterai juga telah dimulai dengan skema penanaman modal dalam negeri melalui perusahaan International Chemical Industry yang punya kapasitas produksi 256 MWh per tahun.
Kata Restu seharusnya proses pengadaan alat kerja untuk uji bebas dilakukan September 2020, namun tertunda akibat pandemi Covid-19.
"Namun demikian, pandemi Covid-19 global menyebabkan proses pengadaan alat dan kedatangan tenaga ahli untuk set up peralatan tersebut menjadi terhambat sehingga target commisioning [uji bebas] diundur menjadi Februari 2021 dan target produksi di bulan berikutnya atau Maret 2021," kata Restu.
(ryh/fea)