Restu menuturkan pengembangan mobil listrik di Indonesia bukannya tak punya tantangan. Menurut dia tantangan saat ini adalah membuat harga mobil listrik terjangkau meski pemerintah tak memberi subsidi secara langsung.
Pemerintah tidak memberikan subsidi secara langsung kepada konsumen yang hendak membeli kendaraan listrik seperti dilakukan berbagai negara. Insentif dari pemerintah saat ini hanya untuk pelaku industri, namun dengan syarat harus menanamkan investasi di Indonesia.
Pada 2020 warga Indonesia sudah bisa mendapatkan mobil listrik seharga Rp600 jutaan yang ditawarkan Hyundai. Hal ini sebuah perkembangan positif sebab sebelumnya banderol mobil listrik di atas Rp1 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga Rp600 jutaan sudah bisa memperluas pasar mobil listrik sebab itu bisa menarik perhatian konsumen yang sudah mengincar mobil seperti SUV Toyota Fortuner atau Mitsubishi Pajero Sport, sedan Honda Accord, atau mobil murah merek Eropa macam Mercedes-Benz A-Class atau Volkswagen Tiguan.
Pemakaian mobil tanpa knalpot juga didorong pejabat pemerintahan yang sudah mulai menggunakan mobil listrik Hyundai. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah memilih Hyundai Ioniq Electric sebagai mobil dinasnya.
"Tantangan berkembangnya mobil listrik adalah pada tingkat harga mobil listrik yang masih tinggi, di samping pemerintah memutuskan untuk tidak memberikan subsidi langsung," kata Restu.
"Sebagaimana data penjualan mobil di Indonesia, mayoritas mobil yang dibeli masyarakat Indonesia adalah pada kisaran Rp200 juta sampai Rp300 juta," katanya kemudian.
Banyak pihak setuju mobil listrik bakal jadi primadona di pasar otomotif jika harganya selevel mobil terlaris di Indonesia, Toyota Avanza. Namun untuk mencapai itu butuh waktu dan banyak syarat terpenuhi dalam skala industri.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menambahkan mobil listrik murni tak bisa sepenuhnya langsung diterapkan di Indonesia. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebab Indonesia bukan negara dengan wilayah kecil.
"Indonesia bukan negara yang wilayahnya kecil seperti Singapura, Indonesia itu besar," kata Nangoi.