Panas Kudeta Myanmar, Toyota Tunda Peresmian Pabrik Baru
Toyota dilaporkan menunda pembukaan pabrik baru di Myanmar lantaran situasi politik terus menegang di negara itu sejak kudeta militer pada 1 Februari. Nikkei Asia pada Kamis (25/2) menjelaskan pabrik baru Toyota itu seharusnya diresmikan pada bulan ini.
"Waktu pembukaan masih dalam diskusi," kata sumber Toyota.
Myanmar kini diawasi mata banyak negara setelah pihak militer memutuskan melakukan kudeta dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. Militer mengumumkan status negara dalam kondisi darurat selama setahun.
Pabrik Toyota yang siap diresmikan berada di selatan Yangon, kota terbesar di Myanmar. Investasi yang sudah digelontorkan untuk pabrik sebesar US$52 juta, Toyota ingin memproduksi pikap Hilux menggunakan komponen impor dari negara tetangga seperti Thailand.
Toyota berada dalam pilihan sulit sebab perusahaan bisa dikira mendukung kudeta karena meresmikan pabrik saat banyak penduduk sedang melakukan protes atas kondisi dalam negeri.
Selain itu menggelar peresmian pabrik juga bisa sulit dilakukan lantaran demonstrasi sudah merebak ke berbagai pelosok. Kalangan pekerja juga diketahui mengikuti demonstrasi itu.
Toyota juga punya kekhawatiran terkait pembukaan pabrik yang berarti mulai menghasilkan keuntungan lalu membayar pajak buat pemerintahan yang saat ini dikuasai militer.
Toyota membangun pabrik di Myanmar agar bisa bersaing dengan Suzuki dan Hyundai yang sudah punya fasilitas itu lebih dulu.
Suzuki, pemilik dua perakitan mobil di Myanmar, langsung memberhentikan operasinya sementara mulai 2 Februari. Penghentian ini atas kekhawatiran potensi pengambilalihan aset mereka oleh militer.
Produsen asal Jepang lainnya, termasuk pembuat komponen Denso, mengatakan saat ini masih memantau situasi.
(fea)