Ban merupakan komponen sangat penting pada sepeda motor namun kadang terabaikan. Padahal si kulit karet bundar ini juga butuh perhatian detail, misalnya saja soal tekanan udara atau sering disebut tekanan angin, jika kurang, mempengaruhi performa motor keseluruhan.
Seiring waktu tekanan angin pada ban pasti berkurang, penyebabnya bisa karena pemakaian dan bahkan bisa terjadi jika motor tidak digunakan dalam waktu lama. Analogi hal ini seperti balon yang lama-lama menciut jika dibiarkan.
Atas sifatnya seperti itu ban motor perlu dicek berkala. Cara paling umum dilakukan pemilik yakni dengan menekan ban pakai jari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ban terasa empuk ketika ditekan berarti butuh tambahan angin, kalau keras bisa dianggap masih cukup.
Namun cara seperti itu kurang tepat, karena semestinya ukuran angin ban harus disesuaikan standar kebutuhan mobilitas penggunanya sehari-hari.
Technical Warranty & Education Yamaha Madiun-Kediri Panca mengatakan mengukur tekanan angin tidak disarankan hanya dengan jari.
"Ukuran tekanan ban harus disesuaikan dengan standarnya untuk kebutuhan sehari-hari, para pengendara dapat mengatur tekanan ban yaitu ban depan 200kpa/29 PSI, ban belakang 225kpa/33 PSI," kata Panca mengutip keterangan tertulis Yamaha, Selasa (20/4).
Panca menambahkan tidak dianjurkan menggunakan angin biasa untuk mengisi ban. Penggunaan nitrogen lebih disarankan guna membuat kinerja ban lebih optimal, sebab memiliki stabilitas jauh lebih baik daripada udara biasa, kata Panca.
Menurutnya juga ukuran angin ban motor dengan Nitrogen tidak akan banyak berubah meski suhu sedang naik karena cuaca maupun penggunaan di atas aspal. Panca menambahkan nitrogen juga dapat membuat ban lebih awet, terutama untuk tipe ban tubeless.
"Akan lebih bagus lagi jika menggunakan angin berjenis nitrogen yang dapat menjaga suhu ban juga," ujar Panca.
(ryh/fea)