Tesla Bikin Pusat Data di China di Tengah Tuduhan Spionase

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Mei 2021 03:00 WIB
Tesla membantah kendaraannya dapat digunakan untuk spionase dan kini memilih mendirikan pusat datanya di China.
Ilustrasi pusat data Tesla di China. (Foto: AP/Paul Sakuma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tesla mengumumkan telah membangun pusat data di China untuk menyimpan informasi yang dikumpulkan dari penggunanya. Pembangunan data center ini di tengah tuduhan Tesla memata-matai China lewat sejumlah sensor dan fitur kamera sebagai pengganti kaca spion oleh militer China.

Otoritas China pada Maret membatasi penggunaan mobil Tesla oleh militer dan karyawan perusahaan milik negara karena kekhawatiran informasi dan gambar yang tertangkap kamera mobil dapat dikirim ke Amerika Serikat (AS).

Raksasa mobil listrik asal AS itu membantah produk besutan mereka dapat digunakan untuk spionase dan kini justru diizinkan mendirikan pusat data di China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah mendirikan pusat data di China untuk menyimpan data secara lokal (dikumpulkan oleh kendaraan Tesla yang dijual di China daratan) dan kami akan menambahkan lebih banyak," kata perusahaan itu dalam pernyataan yang diposting di platform media sosial Weibo, mengutip AFP.

Dalam pernyataannya, Tesla juga berjanji menjaga keamanan data itu. Tesla sebelumnya telah berjanji mentaati regulasi China dan menyelesaikan perselisihan dengan pelanggan yang mengklaim dirinya hampir terbunuh ketika pedal mobil Tesla tidak berfungsi.

Lokasi pembangunan pusat data Tesla di China itu sendiri tidak dijelaskan lokasinya.

Perjalanan Tesla di China tampak mulus setelah pendiri Elon Musk diberikan izin untuk membangun pabrik Tesla di Shanghai yang diprediksi bisa mendongkrak pasar mobil listrik di China.

Kronologi tudingan mata-mata

Pada Maret 2021 Angkatan bersenjata China melarang mobil Tesla masuk ke objek atau pangkalan militer mereka, seperti kantor dan perumahan.

Mereka khawatirkan mobil listrik buatan Amerika Serikat bisa dipakai sebagai alat untuk mata-mata. Militer China lantas mewajibkan pengguna mobil Tesla memarkir kendaraan mereka di luar kawasan militer.

Larangan dari China ini juga langsung menumbangkan saham Tesla sekitar dua persen pada perdagangan Jumat (19/3). Padahal, saham perusahaan sebelumnya berhasil naik delapan kali lipat pada 2020.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER