EHang dikabarkan akan mode transportasi udara jarak dekat pada satu area.
Sebelum melayang ke tujuan, penumpang diminta melakukan pemesanan untuk rute dan waktu. Setelah data diinput, pusat kontrol akan melakukan penjemputan penumpang di titik A, kemudian diantar ke titik B.
EHang diklaim memiliki kecepatan jelajah 130 km/jam dengan jangkauan 16 km dan mampu terbang pada ketinggian maksimum 500 meter (1.600 kaki).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini sistem dari penerbangan EHang di Tanah Air masih dalam pembahasan.
Kehadiran taksi terbang di Indonesia sebuah kemajuan industri otomotif dalam negeri. Moda transportasi jenis ini bisa menjadi bahan pertimbangan dan pilihan untuk memajukan industri transportasi. Namun yang perlu diperhatikan adalah regulasi dan keselamatan penumpang.
Jangan sampai sistem manajemen keselamatan lalu lintas taksi terbang tidak memenuhi standar yang berlaku. Sembari menunggu segala persiapan selesai, setidaknya kehadiran EHang bisa digunakan untuk sekadar mengedukasi masyarakat Indonesia terkait kemajuan transportasi masa depan..
Ketua MPR sekaligus Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) sempat mengatakan dibutuhkan dana hingga Rp8 miliar untuk mendatangkan EHang 216 ke Indonesia dari China.
Karena itu, dana yang dikeluarkan sangat besar tersebut tidak akan disia-siakan dengan mendekatkan EHang ke konsumen Indonesia.
(ryh/mik)