Jakarta, CNN Indonesia --
Hyundai Staria masuk Indonesia langsung membidik segmen para bos yang mencari kenyamanan lewat sebuah MPV (Multi Purpose Vehicle). Tentu ini merupakan pilihan MPV premium yang sebelumnya diwarnai MPV dari Jepang seperti Toyota Alphard, Vellfire, Nissan Elgrand dan dari Eropa ada Mercedes-Benz Viano.
Gebrakan Hyundai cukup berani di tengah gempuran merek mobil Jepang yang sudah populer meniagakan model-model MPV ternama dan kompetitif, sementara Staria model baru seumur jagung di dunia.
Indonesia merupakan negara kedua yang meluncurkan Staria setelah sebelumnya di Thailand. Klaim pabrikan, Staria menawarkan rasa baru sebuah MPV premium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNINdonesia.com menguji coba dengan rute Jakarta menuju Bandung, Jawa Barat, pulang pergi dalam sehari. Dalam kesempatan ini saya menguji coba Staria versi sembilan penumpang dengan harga Rp888 juta. Berikut impresi mengendarai Hyundai Staria.
 Hyundai Staria. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama) |
Desain Hyundai Staria
Secara garis besar Staria agak beda dari MPV premium yang sebelumnya telah hadir di Indonesia. Staria menawarkan desain boxy, namun dengan berbagai sentuhan unik di luarnya.
Keunikan paling bisa dirasakan pada bagian depan. Bentuknya menurut pabrikan terinspirasi dari desain pesawat masa depan. Wow, ucapan itu yang pertama kali keluar dari mulut saya ketika mengikuti acara peluncuran perdana Staria beberapa waktu lalu.
Saya agak lama mencerna bahasa desain MPV Staria, apa maksudnya? desainnya begitu dan apa bakal disukai?. "Mungkin" calon konsumen lainnya juga merasakan hal sama sebelum akhirnya yakin menimang mobil tersebut. Terlepas dari itu Hyundai selalu menekankan desain yang ditawarkan mengedepankan konsep futuristis.
Pada moncongnya terdapat garis yang mengeluarkan cahaya putih dalam kegelapan. Garis ini melintang dari kiri ke kanan, lebih asyik melihatnya pada malam hari.
Kemudian di bawahnya terdapat logo Hyundai dan gril berukuran besar dengan desain berlubang. Sementara itu terdapat kotak kombinasi pada sisi kanan dan kiri dengan bentuk persegi panjang. Kotak ini memuat lampu utama dan sein.
Beranjak ke buritan. Saya disajikan desain boxy, namun tetap futuristik. Ada lampu vertikal memuat lampu rem, mundur dan sein. Pintu belakang bisa buka tutup secara otomatis dengan menekan tombol dekat pelat nomor atau menggunakan remote.
MPV Staria yang saya gunakan sudah menggunakan pelek 18 inci dengan paduan dua warna yaitu silver dan hitam.
 Hyundai Staria dapur pacu diesel 2.200 cc turbodiesel VGT bertenaga 174 hp pada 3.800 430 Nm di 1.500-2.500 rpm. (Foto: Arsip Hyundai) |
Interior
Hyundai Staria menawarkan dimensi panjang 5,25 meter, lebar 1,9 meter, dan tinggi 1,9 meter. Dengan ukuran itu lebih leluasa bagi desainer Hyundai menciptakan ruang kabin lega dan nyaman.
Untuk tipe ini tempat duduk yang tersedia lebih banyak yaitu sampai empat baris ke belakang. Saya coba duduk di kursi baris kedua yang menggunakan model captain seat, dan masih ada ruang lutut tersisa. Duduk di kursi baris kedua tak sulit bergerak, saya pun bisa selonjoran kaki.
Model captain seat ini hanya untuk kursi baris kedua dan ketiga dan keseluruhan kursi telah dilapisi kulit tetapi pengaturan manual, tidak seperti tipe MPV Staria tujuh penumpang berbanderol Rp1,02 miliar yang menyediakan pengaturan otomatis dengan hanya menekan tombol di samping kursi.
Kursi baris kedua dapat diputar 180 derajat menghadap ke belakang. Konsep itu sangat mengakomodir para bos yang melakukan rapat dadakan di dalam kabin. Rapat di dalam mobil semakin menarik dengan pencahayaan yang baik dari panoramic roof.
Selama menjadi penumpang saya dimanjakan sistem audio yang sangat nyaman di telinga. Kabinnya juga terasa kedap hasil dari peredam suara dari luar yang baik dari mobil ini.
Di samping itu kenyamanan lain yang saya rasakan pada mobil ini ada pada suspensi yang terasa lembut. Sementara dengan ukuran bodi yang besar, mobil ini minim limbung ketika menikung dengan kecepatan sedang.
 Jendela geser Hyundai Staria ada di pintu belakang. (Foto: CNNIndonesia/Rayhand Purnama) |
Jendela geser
MPV Staria dilengkapi jendela buka tutup dengan cara geser untuk penumpang belakang kanan dan kiri, mirip Hyundai H-1 yang sudah lama mengaspal di Indonesia. Memang unik untuk sebuah MPV modern.
Cara buka kaca tengah penumpang harus dengan menekan panel lalu menariknya ke belakang. Jika ingin menutupnya kita harus mendorong sampai kaca tertutup rapat. "Macam angkot saja," gumam saya.
"Apa mau bos diribetin kek gitu?. Bos kan maunya tinggal pencet terus kaca terbuka," gumam saya kemudian.
Begitu juga dengan kaca samping belakang. Cara membukanya harus sedikit mengeluarkan tenaga, yakni melepas pengait, kemudian mendorong kaca keluar, kemudian memasang kembali pengaitnya agar kaca tidak tertutup.
Kedua model jendela ini juga diterapkan pada Staria versi paling mahal dengan bandrol miliaran rupiah.
Performa mesin
Menjadi pengemudi saya dihadapkan layar monitor tengah pada dasbor, panel instrumen, ac, hingga beberapa tombol-tombol untuk pengaturan fitur, termasuk transmisi. Desainnya tidak terlalu mewah namun sangat mengakomodir pengemudi dan kesemuanya itu mudah mudah dijangkau dan dioperasikan.
Saat pedal gas diinjak cuma 15 persen langsung terasa hentakan dapur pacu diesel 2.200 cc turbo diesel VGT bertenaga 174 hp pada 3.800 dan torsi 430 Nm mulai 1.500-2.500 rpm.
Kesan pertama nyetir mobil ini memang akan terasa besar dan panjang. Jadi harus benar-benar menguasai terutama melintasi jalan kecil dan ramai kendaraan banyak kendaraan.
Mesin diesel yang tersemat tidak perlu diragukan lagi. Mesin ini saya kasih dua jempol untuk urusan berkendara dalam dan luar kota, melintasi jalan menanjak. Dan MPV Staria hanya ada satu pilihan transmisi yaitu otomatis 8-perepatan dengan teknologi shift by wire yang diatur secara eletronik.
Mobil sempat saya kendarai hingga kecepatan 120 km per jam. Rasanya masih stabil dan kabin interior masih nyaman dan senyap.
Dengan harga di atas Rp800 juta, Hyundai menyediaka berbagai fitur keselamatan dan keamanan yaitu Forward Collision-Avoidance Assist (FCA), Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA), Blind-Spot Collision-Avoidance Warning (BCW), Blind-Spot View Monitor (BVM), Safe Exit Assist (SEA), dan Safe Exit Warning (SEW).
Kemudian ditopang Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA), Rear Cross-Traffic Collision Warning (RCCW), Lane Keeping Assist (LKA), Lane Following Assist (LFA), Surround View Monitor (SVM).
Salah satu fiturnya yang saya suka yaitu LKA atau sistem berkendara otomatis. Dengan fitur itu mobil akan bergerak mengikuti marka jalan, dan kecepatan menyesuaikan kendaraan di depan. Tetapi dalam kondisi itu kedua pengemudi disarankan dalam kondisi siaga.
 Posisi mengemudi Hyundai Staria sangat nyaman. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama) |
Kesimpulan
Setelah bertahun-tahun, Hyundai akhirnya menyediakan pilihan MPV premium di Indonesia untuk menyaingi MPV premium asal Jepang. Hyundai harus konsisten menawarkan kelebihan pada model ini jika mau mengubah "keyakinan" konsumen terhadap MPV premium dalam negeri.
Bagi saya Staria punya modal cukup kuat untuk menjadi pilihan para bos. Hanya saja harus lebih "keras" lagi supaya bisa menggugah selera mereka seperti halnya aftersales baik dan jaringan bengkel yang luas.
Memang cukup sulit menerka selera konsumen di segmen ini hingga dapat mempengaruhi mereka. Namun bila sudah ketemu penyedapnya, bukan tidak mungkin mereka pindah haluan membeli Hyundai Staria.