Bisnis Kritis, Taksi di Thailand Jadi Tempat Tanam Sayuran

CNN Indonesia
Rabu, 29 Sep 2021 01:15 WIB
Taksi di Thailand dibuat menjadi tempat berkebun sayuran. AFP/JACK TAYLOR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan taksi di Thailand memutuskan mengubah armadanya menjadi lebih 'hijau' di tengah menurunnya permintaan karena pengetatan aktivitas yang diterapkan pemerintah semasa imbas pandemi Covid-19.

Ratusan unit taksi yang lama menganggur di parkiran dibuat menjadi media tanam untuk berkebun sayuran. Ada 300 taksi yang dibuat demikian, bagian lapang seperti atap dan kap mesin kini menjadi tempat tanah diletakkan.

s many vehicles currently out of service due to the downturn in business as a result of the Covid-19 coronavirus pandemic in Bangkok on September 15, 2021. (Photo by Jack TAYLOR / AFP)" title="Kuburan Taksi Bangkok Disulap Jadi Kebun Sayur" />Taksi di Thailand dibuat menjadi tempat berkebun sayuran. (AFP/JACK TAYLOR)

"Kami berdiskusi satu sama lain dan memutuskan menanam sayuran untuk dimakan karena tidak ada gunanya taksi ini," kata Thapakorn Asawalertkul, konsultan bisnis perusahaan, mengutip Reuters, Selasa (28/9).

Perusahaan taksi bernama Ratchapruek ini sebelumnya mengaku telah mengalami tekanan akibat pandemi serta pembatasan yang dilakukan pemerintah guna menekan penularan wabah.

Thailand telah mencatat lebih dari 1,5 juta kasus virus corona dan 15.600 kematian, sementara tingkat vaksinasi hanya 21 persen.

Kondisi tersebut lantas membuat pengemudi tidak memperoleh pendapatan.

Sembari berkebun perusahaan berharap kepada pemerintah agar berbuat lebih banyak untuk mengatasi kesulitan.

Taksi-taksi tersebut ditanami berbagai macam sayuran mulai dari cabai, terong, mentimun, dan daun kemangi. Mereka tumbuh subur dari tanah yang sudah dikemas di dalam terpal dan kemudian diletakkan di atap atau kap mesin.

"Mereka telah menjadi hanya logam karena mereka telah parkir selama lebih dari setahun sekarang," katanya.

Taksi di Thailand dibuat menjadi tempat berkebun sayuran. (AFP/JACK TAYLOR)

Kamolporn Boonnitiyong, seorang administrator di perusahaan itu mengatakan, meski kebun berhasil membuat orang sibuk, itu hanya solusi sementara.

"Sampai batas tertentu, itu telah membantu mengurangi stres kami, tetapi itu bukan jawaban yang sebenarnya. Pemerintah juga harus turun tangan untuk membantu kami juga," ungkap Boonnitiyong.

(ryh/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK