Uji irit DFSK Super Cab kembali bergulir dan kali ini pikap dites keiritannya di Kota Surabaya, Jawa Timur dengan melibatkan 10 jurnalis nasional, Kamis (14/10). Kota Pahlawan menjadi kota keempat uji irit Super Cab setelah Jakarta, Bali, dan Bandung beberapa waktu lalu.
Dalam uji irit tersedia 5 unit pikap Super Cab mesin DK15 kapasitas 1.500 cc transmisi manual 5 percepatan yang masing-masing diisi 2 orang dan ditambah beban seberat 1 ton di baknya.
Untuk mengukur konsumsi bahan bakar yang digunakan dengan melakukan pengukuran full to full atau mengisi bahan bakar ke tangki sampai penuh. Setelah mobil diuji, tangki bensin kembali diisi bensin untuk mengetahui berapa banyak bahan bakar yang digunakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan uji irit DFSK Super Cab dimulai dari Tegalsari, kemudian check point dealer DFSK R Muhammad, Sidoarjo, Jemursari, AR Hakim, dan finish di Kenjeran setelah mobil dipacu sejauh 62 km.
Pengetesan dilakukan di berbagai kondisi jalan, mulai macet ramai lancar plus jalan tol, jalan menurun dan menanjak.
Selama perjalanan, AC mobil yang saya tumpangi dipadamkan. Tujuannya agar mengurangi beban kerja mesin
"Uji coba kali ini merupakan simulasi bagaimana mobil digunakan sehari-hari dengan mengangkat beban yang berat dan menghadapi berbagai kondisi jalan," kata PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile Achmad Rofiqi di Surabaya.
Berdasarkan hasil pengujian sekitar 2 jam perjalanan, tercatat konsumsi bahan bakar DFSK Super Cab kali ini mencapai 12,9 km/liter.
Menurut Rofiqi, konsumsi bahan bakar kendaraan masih menjadi menarik untuk dibahas, dan melalui acara ini diharapkan bisa menjadi acuan para pebisnis memilih mobil komersial yang efisien.
![]() |
Rofiqi mengatakan Surabaya menjadi kota dengan jumlah penjualan tertinggi Super Cab di Indonesia, diikuti Palembang, Makassar, Bandung dan Lombok. Dengan tingginya peminat terhadap mobil niaga ini di Surabaya, DFSK yakin dapat meningkatkan penjualan pikap Super Cab di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
"Efisiensi bahan bakar yang dihasilkan ini tergolong sangat ekonomis dan bisa membantu menekan biaya operasional," ucap Rofiqi.
Di Indonesia, Super Cub tersedia mesin bensin 1.500 cc, dan varian mesin diesel 1.300 cc. Dari sisi penjualan, varian mesin bensin lebih banyak diminati konsumen.
"Komposisi 80 persen untuk versi bensin. Kenapa? karena ada gap harga cukup jauh. Dan ini menjadi perhitungan bagi para pebisnis di Indonesia. Mereka cari yang terjangkau tapi seusai dengan kebutuhan angkat barang dan dan tetap efisien," ujar Rofiqi.
DFSK Super Cab memiliki ukuran panjang 2.460 mm, lebar 1.670 mm dan tinggi 340 mm. Ukuran bak belakang panjang 2.310 mm, lebar 1.670 mm, tinggi 340 mm. Kapasitas daya angkut bak belakang hingga 1.399 kg.
(mik)