Gaikindo Sebut Indonesia Butuh Hybrid Sebelum Mobil Listrik

CNN Indonesia
Senin, 18 Okt 2021 05:52 WIB
Perubahan dari mobil listrik ke hybrid dikatakan sebagai transisi radikal yang dapat berdampak negatif pada industri otomotif dalam negeri.
Gaikindo menyebut menuju mobil listrik butuh transisi yang alami. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi perusahaan industri otomotif di dalam negeri, Gaikindo, menilai Indonesia membutuhkan mobil listrik, namun peralihan menuju ke sana disebut perlu transisi yang alami berupa mobil hybrid.

Pemerintah saat ini berupaya mempercepat keberadaan ekosistem kendaraan listrik. Gaikindo mengingatkan peralihan dari mobil konvensional peneguk bahan bakar fosil menjadi mobil yang mengonsumsi listrik adalah perubahan radikal dan dapat mengubah struktur industri otomotif nasional.

Salah satu bagian industri otomotif yang bakal menerima dampak negatif jika tanpa transisi alami adalah industri komponen. Perubahan mobil konvensional ke mobil listrik disebut akan mendisrupsi 47 persen perusahaan komponen di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan komponen dikatakan punya dua pilihan, tutup atau beralih membuat komponen mobil listrik. Pilihan kedua itu perlu upaya lebih karena butuh investasi dan pengembangan manusia.

Menurut Gaikindo, industri komponen memilih transisi dari mobil konvensional lebih dulu masuk ke tahap mobil hybrid.

Ketua V Gaikindo Shodiq Wicaksono mengatakan perlu transisi teknologi untuk mengurangi dampak perubahan struktur industri sebelum terjadi industrialisasi komponen mobil listrik, seperti baterai, PCU/inverter, dan lain-lain.

Tujuannya agar mobil listrik dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan menyerap tenaga kerja baru.

"Saya kira pengalihan teknologi kendaraan berbasis motor ke kendaraan listrik sebaiknya berjalan secara alami. Hal penting adalah tingkat permintaan pasar yang tepat sangat penting untuk mencapai skala ekonomi," kata dia dalam webinar Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi, Jumat (15/10).

Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIIAM), Hamdhani Dzulkarnaen Salim, menyatakan benar sebanyak 47 persen dari total 240 perusahaan anggota asosiasi ini akan terdisrupsi karena peralihan langsung mobil konvensional ke mobil listrik.

Dia menjelaskan ada banyak komponen mobil konvensional yang tak dibutuhkan mobil listrik seperti mesin, pelumas, tangki bensin, dan knalpot. Sedangkan komponen perlu penyesuaian di BEV adalah rem, elektronik, drivetrain, AC dan kompresor.

Sementara komponen baru yang terdapat di mobil listrik dikatakan misalnya battery pack, inverter, motor, DC converter dan charger.

Lalu dia menuturkan komponen mobil konvensional yang masih bisa digunakan di mobil listrik di antaranya roda dan ban, setir, suspensi, aki, sasis dan bodi, interior dan eksterior, serta lampu.

Hamdhani bilang pengembangan industri mobil listrik membutuhkan transisi ke mobil hybrid lebih dulu.

"Ini bukan berarti kami pro ke merek-merek tertentu. Sebab, masa transisi ini dibutuhkan agar kami punya waktu untuk membangun kompetensi. Kalau langsung ke BEV [mobil listrik], waktunya sangat terbatas," tegas dia.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER