COP26: Desak Produsen Otomotif Kikis Mobil Konvensional

CNN Indonesia
Minggu, 31 Okt 2021 10:15 WIB
Mobil listrik Toyota. (Foto: toyota.co.uk)
Jakarta, CNN Indonesia --

Konferensi perubahan iklim COP26 diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia, pada 31 Oktober-12 November 2021 menjadi sebuah momen penting perubahan di industri otomotif global. Acara ini untuk kembali menekankan transisi dari kendaraan konvensional berbahan bakar ke mobil murni bertenaga listrik.

Titik balik itu semula dimulai pada saat KTT Perubahan Iklim atau Conference of Parties (COP) ke-21 di Paris pada Desember 2015. Kala itu sejumlah negara di dunia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas buang sebesar 29 persen pada 2030.

Praktis COP ke-21 menjadi pintu gerbang berbagai negara mendorong pabrikan otomotif untuk fokus mengembangkan kendaraan listrik menjadi alat transportasi masa depan termasuk di Indonesia.

"Untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris, transisi ini perlu dilakukan lebih cepat. Ini harus mencakup tidak hanya mobil, tetapi juga van, bus, truk, dan lori," demikian tertulis dalam situs UKCOP26, dikutip Kamis (28/10).

Situs itu juga menyatakan yang sedang dilakukan kini yaitu membangun konsensus tentang laju transisi ke kendaraan tanpa emisi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan di Paris, serta memperkuat kolaborasi internasional agar visi mempercepat penggunaan kendaraan listrik berjalan sempurna dan tepat sasaran.

"Kami telah membentuk Dewan Transisi Kendaraan Tanpa Emisi untuk tujuan ini, menyatukan pemerintah yang mewakili lebih dari setengah pasar mobil global," tulis situs itu.

Peserta COP26 juga mendorong akan produsen untuk memperbanyak produksi kendaraan tanpa emisi, dan menjalin mitra bisnis untuk menggolkan visi EV100 atau mobil listrik sepenuhnya.

Dalam hal ini, pabrikan otomotif diminta berkomitmen untuk memastikan semua penjualan kendaraan baru bertenaga listrik murni pada 2035 atau paling cepat 2040 untuk mempercepat penggunaan mobil, van, bus, dan truk tanpa emisi.

"Masyarakat sipil dapat membangun dukungan untuk semua langkah di atas," tulisnya.

Di Indonesia, strategi memperbanyak kendaraan hybrid dan listrik mulai terasa. Pabrikan roda dua dan empat secara bergantian mulai memperkenalkan produk tanpa emisi gas buang.

Tidak ketinggalan, meraka juga berlomba untuk membangun ekosistem untuk keberlangsungan "hidup" kendaraan ramah lingkungan. Sejumlah perusahaan yang sudah berkomitmen meniagakan mobil rendah atau tanpa emisi di antaranya Hyundai, Toyota, Mitsubishi, Wuling, dan lain.

Sementara dalam agenda COP26 tahun ini, para pemimpin negara akan berkomitmen untuk menumbuhkan populasi mobil listrik dalam skala global.

Hal ini dikatakan penting, sebab transportasi jalan menyumbang 10 persen dari emisi global, dan emisinya meningkat lebih cepat daripada sektor lainnya.

Di sisi lain pergeseran ke kendaraan tanpa emisi terus berlangsung di sejumlah negara. Hal itu juga menciptakan lapangan kerja baru, membawa udara lebih bersih ke kota-kota, dan semakin memangkas biaya kepemilikan mobil.

(ryh/ryh/mik)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Jajal Parkir Otomatis Xpeng X9

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK