Saya pernah punya pengalaman mengemudikan model Xpander Cross sebelum facelift bolak-balik Jakarta-Yogyakarta. Menurut saya, rasa nyetir Xpander facelift ini berubah jadi mirip mobil itu.
Karakter pengendaliannya sangat SUV ketimbang MPV, lalu seting suspensi belakang itu membuat gerakan bodi area belakang adem dikontrol di lintasan '8' saat melaju 70 km per jam.
Decitan ban yang terkikis aspal terus bunyi selama manuver 8 berulang-ulang, leher juga sempat pegal karena harus melawan sedikit porsi g-force terlalu lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya bisa memahami Active Stability Control (ACS) bekerja ekstra mempertahankan traksi dengan mengontrol sebisa mungkin input pedal gas walau kaki saya menginjaknya penuh. Fitur ini terbukti sangat berguna untuk pengendalian ekstrem yang belum tentu kejadian di aktivitas sehari-hari.
Gejala bodi menyusul lebih lama dari gerakan setir terasa sedikit berlebihan saat dicoba zig-zag, namun ketika memantul rasanya empuk sebab suspensi tak terasa mentok. Hal ini bikin nyetir jadi percaya diri, sebab pengemudi akan merasa mobil ini tidak sedang dibawa di luar batas kemampuannya.
Membahas teknologi transmisi CVT Xpander facelift ke halaman tiga--->>>