Mobil listrik konsep Toyota Kijang Innova yang dipamerkan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 dirancang menggunakan basis varian tertinggi, Venturer. Ini berarti mobil ini memakai platform lama, bukan terbaru yang khusus mobil listrik.
Venturer pada Innova meluncur pada 2017 untuk menggantikan varian Q yang sebelumnya tertinggi. Venturer mulai tersedia pada model penyegaran Innova yang disebut Reborn.
"Jadi menggunakan yang reborn versi Venturer," ungkap Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Indonesia Manufacturing (TMMIN) Bob Azam pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Venturer dan varian Innova lainnya yang bermesin pembakaran dalam diesel ataupun bensin dibuat menggunakan platform ladder frame bernama Innovative International Multipurpose Vehicle (IMV). Selain pada Innova, IMV juga dipakai merancang Fortuner dan Hilux.
Sistem gerak Innova EV dipastikan juga memakai IMV, namun dipahami sudah dilakukan berbagai modifikasi yang membuatnya menjadi mobil listrik. Pada dasarnya Toyota melakukan konversi Innova Venturer menjadi mobil listrik Innova EV.
Innova EV saat ini masih dalam penyempurnaan dan ada kemungkinan versi produksinya menggunakan platform global Toyota khusus mobil listrik, e-TNGA (Toyota New Global Architecture).
Saat ditanya soal spesifikasi lengkap Innova EV, Bob enggan membagikannya. Ia hanya menyebut mobil tersebut ditenagai baterai berukuran 60 kWh dan motor listriknya disembunyikan di balik kap mesin.
"Baterainya sejauh ini masih impor," kata Bob tanpa menyebut daerah asal produksi baterai.
Lebih lanjut, Bob mengatakan para insinyur yang mengerjakan proyek ini telah 'membuang' 30 persen komponen dari total sekitar 10 ribu komponen yang digunakan untuk memproduksi Innova konvensional.
Itu berarti sekitar 3.000 komponen menghilang pada mobil konsep Innova EV ini dibanding model lama.
Sebagian besar dari 3.000 komponen yang hilang dikatakan Bob paling banyak terjadi pada area mesin. Meski begitu hasil akhir dikatakan Innova EV lebih berat dibanding model konvensional lantaran menggendong baterai besar di bawah lantai kabin tengah.
"Nah beratnya itu nambah sekitar 400 kilogram," ujar dia.
(ryh/fea)