Toyota Indonesia telah melucuti 30 persen komponen yang dianggap tak terpakai saat merombak Kijang Innova menjadi mobil listrik.
Innova bermesin pembakaran dalam yang saat ini dijual ke konsumen dikatakan Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Indonesia Manufacturing (TMMIN) Bob Azam dibangun menggunakan sekitar 10 ribu komponen.
Itu berarti sekitar 3.000 komponen menghilang pada mobil konsep Innova EV dibanding model konvensionalnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komponen yang hilang itu sekitar 30 persen," kata Bob dalam wawancara di Jakarta akhir pekan kemarin.
Wujud Kijang Innova berbasis baterai telah diungkap di pembukaan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Jika dipandangi dari luar Innova EV punya detail identitas mobil listrik, namun secara garis besar bentuknya mirip Innova konvensional.
Perbedaan pada eksterior ada pada bagian grill dibuat tertutup, tanpa knalpot, emblem 'EV', serta aksen biru pada sejumlah titik.
Sebagian besar dari 3.000 komponen yang hilang dikatakan Bob paling banyak terjadi pada area mesin. Meski begitu hasil akhir dikatakan Innova EV lebih berat dibanding model konvensional lantaran menggendong baterai besar di bawah lantai kabin tengah.
"Nah beratnya itu nambah sekitar 400 kilogram," ujar dia.
![]() |
Innova EV dirancang menggunakan varian tertinggi, Venturer. Bob juga bilang perombakan ke model listrik hanya sebatas melakukan konversi, tanpa mengganti platform.
Sasis yang digunakan pada mobil ini sama seperti sebelumnya yakni leader frame yang juga dipakai Fortuner dan Hilux. Sejumlah modifikasi sudah dilakukan buat menyesuaikan sistem gerak listrik.
Sebelumnya sempat diisukan generasi baru Innova akan memakai platform global e-TNGA (Toyota New Global Architecture).
"Jadi gunakan yang reborn versi Venturer," kata Bob.
Bob enggan membagikan spesifikasi Innova EV sepenuhnya. Ia hanya menyebut mobil tersebut ditenagai baterai berukuran 60 kWh dan motor listriknya disembunyikan di balik kap mesin.
"Baterainya sejauh ini masih impor," kata Bob tanpa menyebut daerah asal produksi baterai.
Mengenai biaya riset, Bob juga masih menutup informasi tersebut. Ia hanya menyatakan Innova berbasis listrik pengembangannya belum usai dan butuh banyak penyempurnaan sehingga nanti dapat diproduksi dan menjadi model baru bakal masyarakat.
Bob menambahkan kehadiran produk ini juga menjadi misi Toyota menghadirkan produk listrik pada semua lini teknologi kendaraan.
"Kami ingin menghadirkan teknologi pada semua model kendaraan. Mulai dari Internal Combution Engine, hybrid, plug in hybrid, hidrogen, hingga baterai," ungkap Bob.
(ryh/fea)