'Jalan Ninja' Sopir Bus AKAP Penakluk Lintas Sumatra
Erwin (47) belum sudah menyelesaikan tugas saat tiba di Terminal, Jatijajar, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 08.30 WIB. Ia hanya singgah sebentar sembari menunggu penumpang bus terisi penuh dan kembali melanjutkan perjalanan ke Sumatra.
Sopir bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang melayani rute mulai Bandung-Sumatra Barat dan sebaliknya ini seperti tidak mengenal kata lelah. Menjalani puasa di perjalanan seakan bukan halangan bagi Erwin.
"Sebentar ya saya ke situ dulu [menunjuk ke loket ANS di terminal Jatijajar]," kata Erwin yang sedikit mengelak saat saya hendak mengajaknya berbincang.
Ia saat itu baru saja tiba dan memarkirkan bus panjang 12 meter di pelataran khusus transportasi AKAP di terminal Jatijajar.
Lihat Juga : |
Erwin bukan bermaksud mengelak. Namun, ia hanya ingin menekur sesama profesi sopir AKAP. Ia pun terlihat asik berbincang dengan sejumlah rekannya.
Sedikit bersenda gurau "mungkin" menjadi "vitamin penambah tenaga" dan pelepas penat bagi Erwin sebelum kembali memelintir kemudi menuju kota tujuan. Tak lama kemudian Erwin kembali ke CNNIndonesia.com dan bersedia berbincang di sebuah tempat yang cukup teduh untuk beristirahat.
"Selain setor muka, kan perlu juga kita ngobrol sama yang lain," ucap Erwin diikuti senyuman.
Erwin sudah puluhan tahun menjadi pengemudi bus AKAP menjelajahi lintas Sumatra. Lebih dari setengah hidupnya ia habiskan sebagai "pilot" dengan segudang pengalaman mengendarai berbagai macam tipe bus.
"Wah sudah lama banget, ada kali 25 tahun saya itu nyetir bus. Mulai dari kernet, baru kemudian belajar bawa bus dan dipercaya jadi driver," ucap Erwin.
Erwin bercerita sudah beberapa kali keluar masuk perusahaan bus dan mencicipi berbagai jenis bus AKAP.
"Kalau di PO ANS (Anas Nasional Sejahtera) ini ada sekitar tiga tahunan. Sebelumnya di SAN saya lupa sudah berapa lama," ungkapnya.
Bagi Erwin, puluhan tahun menjadi pengemudi bus bukan perkara mudah. Suka duka sudah ia rasakan. Erwin sangat bijak menyikapi segala situasi dan intinya tetap harus dinikmati demi menyambung hidup.
"Gimana ya, tidak tahu, menjadi betah dan nyaman. Lagi pula kita biar kerja lintas pulau gini, masih bisa sering ketemu keluarga. Kan ujungnya pasti ke Sumbar lagi," kata dia.
"Jadi pas istirahat satu atau dua hari di sana bisa pulang kita ke rumah," sambung ayah tiga anak ini.
Baca ke halaman berikutnya --->>>