Kota di China yang paling banyak menyumbang penjualan mobil, Shanghai, mendadak tak satu pun mencatat penjualan pada April. Ini disebabkan China menerapkan kontrol pandemi Covid-19 secara ketat yang menyebabkan dealer tutup dan warga dilarang keluar rumah.
Shanghai merupakan kota metropolitan terbesar di China, rumah bagi 25 juta penduduk yang mengalami lockdown selama tuju pekan. Otoritas setempat memerintahkan masyarakat tetap di rumah dan menutup banyak bisnis buat melandaikan penyebaran Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN menjelaskan kebijakan itu membuat sebagian besar dealer tutup dan penjualan mobil terekam nol unit menurut keterangan Shanghai Automobile Sales Trade Association pada Senin (16/5).
Secara keseluruhan penjualan mobil di China pada April sebanyak 1,2 juta unit, runtuh 46 persen dibanding Maret. Pekan lalu China Association of Automobile Manufacturers mengatakan catatan penjualan April merupakan yang terparah selama 10 tahun ke belakang.
Pemerintah China sudah memberlakukan pengetatan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 selama lebih dari 2 tahun. Lebih dari 30 kota di China menjalankan lockdown penuh atau sebagian.
Shanghai adalah kota penting bagi industri mobil di China. Kota ini menyumbangkan penjualan mobil terbesar, sekitar 736 ribu unit pada tahun lalu.
Selain penjualan Shanghai juga merupakan lokasi manufaktur besar bagi produsen asing seperti Tesla dan Volkswagen serta pemasok Bosch dan ZF Group.
Lockdown di Shanghai dan kota-kota lainnya menyebabkan gangguan besar pasokan komponen dan telah memangkas konsumsi masyarakat di China, negara yang perekonomiannya terbesar kedua di dunia.
Penjualan Tesla di China tersungkur 98 persen pada April dibanding Maret menurtu data China Passenger Car Association. Produksi di pabrik Tesla di Shanghai juga anjlok 81 persen.
Toyota telah menjelaskan pada pekan lalu menunda operasi 14 jalur produksi di Jepang karena terimbas masalah pasokan komponen gegara lockdown di Shanghai.
(fea)