TIPS OTOMOTIF

Cara Hindari Jadi Pengemudi Arogan di Jalanan

CNN Indonesia
Senin, 06 Jun 2022 18:30 WIB
Saat mengemudi di jalan raya ada banyak hal yang tidak bisa diprediksi, pengemudi sebaiknya mengingat lagi tujuan utama berkendara yaitu selamat sampai tujuan.
Saat mengemudi di jalan raya ada banyak hal yang tidak bisa diprediksi, pengemudi sebaiknya mengingat lagi tujuan utama berkendara yaitu selamat sampai tujuan. (iStock/dragana991)
Jakarta, CNN Indonesia --

Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu menilai tindakan arogan atau agresif pengguna kendaraan di jalan raya lebih baik dihindari karena ujungnya hanya merugikan kedua belah pihak yang terlibat.

Sebelumnya terjadi aksi pemukulan terhadap pengemudi berinisial JF di ruas jalan Tol Dalam Kota, Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (4/6) pukul 12.40 WIB. Kekerasan ini viral di media sosial lantaran terekam dalam video.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua orang dengan inisial FM dan AF telah ditangkap kepolisian terkait hal itu. Sejauh ini cuma FM yang ditetapkan sebagai tersangka pemukulan.

FM sendiri diketahui sebagai pengemudi mobil Nissan X-Trail berpelat nomor berkode RFH. Sementara, AF atau Ali Fanser Marasabessy adalah Ketua Pemuda Bravo-5 yang berada di lokasi kejadian.

Saat mengemudi di jalan raya, ada banyak hal yang tidak bisa diprediksi dan tidak semua akan berjalan baik-baik saja. Saat ada gangguan, pengemudi sebaiknya mengingat lagi tujuan utama berkendara yaitu selamat sampai tujuan.

Jusri menyampaikan untuk mencegah tindakan arogan, hal pertama yang bisa dilakukan yaitu berangkat lebih awal dengan begitu ada cukup waktu berkendara sehingga tidak buru-buru.

Itu membantu pengemudi lepas dari tekanan cepat sampai jadi bisa lebih tenang.

"Sediakan waktu spare untuk setiap perjalanan, sehingga Anda tidak dalam tekanan waktu saat mengemudi," kata Jusri dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/6).

Kemudian Jusri mengatakan pengemudi harus punya perencanaan rute perjalanan. Hal ini untuk mencegah Anda melintas pada jalan yang punya titik kemacetan.

"Rencanakan rute perjalanan, hindari rute-rute macet ataupun spot yang dikenal sebagai area bronx," kata dia.

Jusri juga meminta masyarakat selalu tertib berlalu lintas dan mengantisipasi segala kemungkinan terburuk, caranya menjaga jarak dengan kendaraan lain.

"Berikutnya mengalah kepada pengguna jalan yang agresif," ujar dia.

Menanggapi perilaku agresif pengemudi di jalan seperti menyulut api yang bisa jadi makin besar dan merepotkan. Cekcok berujung kerusakan atau kekerasan dianggap tak ada gunanya karena cuma akan merugikan pihak yang terlibat dan berisiko keselamatan.

Jusri menambahkan kasus kekerasan di jalan masuk ke dalam contoh yang disebut road rage adalah perilaku agresif atau arogan yang ditunjukkan pengendara kepada pengguna jalan lainnya.

Kata dia perilaku ini termasuk penghinaan kasar dan verbal, berteriak, ancaman fisik atau perilaku mengemudi berbahaya yang ditargetkan kepada pengemudi lain, pejalan kaki atau pengguna jalan lainnya.

"Ini dalam upaya untuk mengintimidasi atau melepaskan kekesalan atau ketidaksukaannya," kata Jusri.

Jusri memaparkan ada lima hal yang dapat memicu pengemudi menjadi agresif, yaitu:

1. Berhubungan dengan kekuasaan (pejabat/ormas - instansi hukum/TNI/Polri)
2. Rombongan (motor/fans club/jenazah/komunitas/pemerintahan)
3. Membawa senjata
4. Dimensi kendaraan lebih besar
5. Kendaraan yang dikemudikan lebih mahal dan mewah

Sementara itu dia juga mengatakan ada tiga hal yang menyebabkan road rage:

1. Kesadaran aturan hukum & tatib berlalu lintas di jalan yang lemah
2. Kesadaran berbagi (empati) yang lemah
3. Penegakan hukum pasca kejadian yang kurang tegas (law enforcement)

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER