AISI Bahas Dampak Kenaikan Harga BBM pada Pasar Roda Dua

CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2022 17:00 WIB
Menurut Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, dampak melonjaknya harga BBM berpotensi terhadap industri sepeda motor Tanah Air.
AISI melihat ada potensi pasar motor berkembang imbas harga kenaikan bahan bakar. (Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merespons kenaikan harga bahan bakar yang menjadi isu utama di kalangan masyarakat.

Menurut Sigit, dampak melonjaknya harga BBM berpotensi terhadap industri sepeda motor Tanah Air. Kondisi itu bisa terlihat 2-3 bulan ke depan. Ia melihat sepeda motor masih menjadi kendaraan utama untuk beraktivitas.

"Jadi kami akan lihat dulu bagaimana impact-nya. Biasanya barus bisa disimpulkan dua atau tiga bulan lagi," kata Sigit kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Sigit juga tidak mau jemawa terkait kenaikan harga BBM Pertalite dan BBM jenis lain yang berdampak positif pada penjualan motor di Indonesia. Sebab justru kondisi bisa berbalik pada penjualan ke depan mengalami penurunan, bahkan memungkinkan target AISI menjadi terkoreksi tahun ini.

Tapi, ia bilang penurunan penjualan roda dua sebabnya tidak melulu akibat bahan bakar naik. Melainkan seberapa besar dampak dari kenaikan bahan bakar ke industri lain yang berkaitan langsung ke masyarakat, dalam hal ini sektor pangan hingga logistik.

Hal itu yang justru akan memberikan kontribusi atas penurunan minat masyarakat dalam pembelian motor baru.

"Ya makanya sektor lain itu juga harus dilihat," ucap Sigit.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar bensin bersubsidi Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter.

Saat ini Pertalite menjadi bahan bakar bensin utama yang digunakan masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah karena dinilai paling terjangkau. Sebelum naik, harga Pertalire berada pada level Rp7 ribuan.

Sementara itu AISI sebelumnya menargetkan permintaan motor di Indonesia meningkat menjadi 5,1 juta sampai 5,4 juta unit pada 2022. Proyeksi disebut dengan perimbangan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik tahun depan.

"Ya kalau tanggapan ya sudah kalau tidak naik APBN jebol. Demi kebaikan ekonomi nasional. Paling tidak perlu melakukan penghematan untuk beberapa hal tak penting," kata Sigit.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER