Apakah Mobil Listrik Layak Dibeli Saat Ini di Indonesia?

CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2022 08:07 WIB
Konsumen mobil listrik sangat jelas, yaitu segelintir orang yang sudah memiliki mobil pribadi utama untuk beraktivitas di dalam dan perjalanan keluar kota.
Mobil listrik Wuling Air EV. (Foto: Wuling)

Fitra Eri yang juga pemerhati otomotif nasional tersebut mengatakan membeli mobil listrik saat ini "bisa saja tepat" asalkan tidak dijadikan sebagai kendaraan utama. Dengan kondisi keterbatasan infrastruktur pengecasan, ia menilai mobil listrik hanya tepat dijadikan kendaraan kedua, atau ketiga.

"Tapi kalau hanya untuk mobil kedua dan dipakai dalam kota sangat layak punya mobil listrik karena jauh lebih murah daru beli bensin," ucap Fitra.

Ia mengklaim, banyak manfaat saat menggunakan mobil listrik dibanding mobil konvensional. Pertama dari sisi pengeluaran pengisian daya baterai yang dibandingkannya jauh lebih terjangkau daripada isi bensin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jauh sekali lebih rendah daripada beli bensin. Bayangin Ioniq 5, Rp500 ribu bisa sebulan lebih. Terus untuk Air EV Rp500 ribu bisa dua bulan tiga bulan kali. 
Tapi kalau isi bensin bisa 10 kali lipatnya," kata dia.

Kemudian dari pengenaan pajak tahunan. Fitra menjelaskan pajak tahunan mobil listrik jauh lebih terjangkau dari mobil konvensional.

"Gini di Jakarta yang saya bayar hanya 10 persen dari seharusnya. Kona EV punya saya dulu hanya Rp900 ribu setahun, Ioniq 5 ini mungkin dari Rp11 juta, hanya Rp1,1 juta setahun. Belum lagi di Jakarta, ganjil genap tidak akan kena," imbuh Fitra.

Launching Toyota BZ4XToyota BZ4X muncul di GIIAS 2022. (Foto: CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

Pertumbuhan mobil listrik dan hybrid

Penjualan mobil kategori 'hijau' di Indonesia terpantau minim meski mengalami pertumbuhan sejak empat tahun terakhir. Pada tahun ini hingga Juli mobil elektrifikasi cuma mewakili 0,9 persen dari total penjualan mobil dalam negeri.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat kendaraan elektrifikasi yang termasuk mobil listrik murni (BEV), hybrid, plug in hybrid (PHEV) terjual 4.849 unit pada Januari-Juli 2022.

Penjualan BEV pada periode itu mencapai 626 unit, PHEV 10 unit, dan hybrid 4.213 unit. Total kontribusi kendaraan elektrifikasi sebesar 0,9 persen dari seluruh penjualan mobil sebanyak 561 ribu unit sampai Juli 2022.

Kendati cuma ribuan dan terlihat kecil, sebenarnya penjualan kendaraan elektrifikasi sudah melebihi total penjualan segmen ini pada 2021.

Selama 2021 mobil elektrifikasi terjual 3.205 unit atau 0,4 persen dari total pasar keseluruhan. Mobil hybrid merupakan kontributor penjualan mobil elektrifikasi pada tahun lalu yaitu 2.472 unit, sedangkan PHEV 46 unit, dan BEV 687 unit.

Penjualan mobil elektrifikasi pada 2021 tumbuh dari catatan total penjualan pada 2020 yaitu 1.324 unit (0,2 persen) dan pada 2019 sebanyak 812 unit (0,1 persen).

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan penjualan mobil elektrifikasi memang tumbuh di Indonesia. Peminatnya terus naik saban tahun.

"Hybrid sekarang mengalami peningkatan, begitu juga dengan BEV," kata Kukuh.

Walau begitu Gaikindo juga menyoroti mengapa penjualan kendaraan elektrifikasi masih tergolong kecil di dalam negeri. Salah satu alasannya dikatakan Kukuh karena harganya tinggi, ini tak sesuai dengan kelompok mobil berbahan bakar terlaris di Indonesia yang harganya di bawah Rp300 juta.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER