Minat beli kendaraan listrik di dalam negeri masih dalam tahap awal, menurut salah satu perusahaan pembiayaan besar di dalam negeri Adira Finance.
Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila menyampaikan kelompok pembeli kendaraan listrik saat ini, terutama mobil listrik, adalah orang kaya yang dikatakan pengadopsi awal.
"Reflection industry-nya masih early. Pembeli kendaraan listrik roda empat saat ini masih orang kaya yang sudah punya mobil. Early adopter adalah mereka, namun, belum mass consumption," kata Made di Jakarta, Minggu (13/11), diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahap konsumsi massal, kata Made, mengacu pada pengenalan mobil dan motor listrik, dinamika serta karakteristik model dan konsumen di dalam negeri.
"Ada beberapa karakter kendaraan listrik yang beda dengan kendaraan konvensional. Misalnya komposisi harga baterai yang lebih besar daripada komponen lainnya," ucap Made.
"Selain itu, perilaku unik nasabah kendaraan Indonesia yang memikirkan banyak hal, termasuk harga jual. Harga secondary (unit bekas) terbentuk pasarnya," kata dia lagi.
Dia juga menyebutkan produsen, konsumen dan perusahaan pembiayaan saat ini sedang belajar soal karakteristik ini.
Menurut Made, Indonesia sekarang berjalan di jalur yang benar soal kendaraan listrik, menyusul tren di negara-negara lain yang menuju transisi kendaraan ramah lingkungan.
"Sudah menjadi tren bahwa di Eropa pada 2035 tidak boleh memproduksi kendaraan dengan BBM, mereka telah transisi untuk mengganti infrastruktur untuk kendaraan listrik. Rasanya, kita juga mengarah ke sana," papar Made.
"Hanya saja, karakteristik konsumen kita berbeda. Adopsinya seberapa cepat? Tidak semua teknologi bisa di-adopt dengan cepat. Namun, tren ini (EV) tidak bisa dihindari," ucap dia.
(fea)