Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan uji coba konversi sepeda motor BBM menjadi motor listrik.
"127 unit sudah mendapat sertifikasi dan 22 di antaranya mendapatkan dokumen berupa STNK dari Korlantas Polri," kata Arifin dalam dalam rapat kerja besarama Komisi VII DPR RI, Senin (21/11).
Untuk mendukung program konversi motor listrik ini pemerintah telah memberikan pelatihan ke 49 bengkel yang tersebar di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arifin perlu ada dorongan investasi baru dan peningkatan kapasitas produksi untuk menurunkan harga komponen utama konversi motor listrik tersebut, di antaranya baterai, motor listrik/BLDC, dan controller.
"Industri lokal untuk pengembangan komponen utama, yaitu baterai, motor listrik dan controller tengah dilakukan oleh tiga perusahaan nasional," ungkap Arifin.
"Saat ini perkembangan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) komponen utama motor listrik BLDC adalah sebesar 69 persen, controller 35,82 persen, dan baterai 11,95 persen," kata dia menambahkan.
Arifn menyatakan apabila sel baterai sudah diproduksi di dalam negeri maka TKDN bisa mencapai 60 sampai 90 persen. Hal ini bergantung pada tingkat kedalaman manufaktur baterai dan komponennya.
Dukungan lain untuk pogram konversi motor listrik antara lain adalah relaksasi beberapa parameter uji dan layanan one stop service oleh bengkel konversi dari Kementerian Perhubungan.
Kemudian ada juga penerbitan petunjuk teknis prosedur perubahan STNK, BPKB dan TNKB dari kepolisian, serta infrastruktur pendukung antara lain diklat untuk montir bengkel konversi.
Selanjutnya, kesiapan bengkel layanan pemeliharaan motor listrik, pembentukan pengelola manajemen dan pengujian baterai, dan dukungan kebijakan fiskal dan non fiskal selama 10 tahun.
"Ini akan disusun dalam rancangan Perpres tersendiri," imbuhnya.
Lihat Juga : |
Arifin meyakini penggunaan motor listrik, baik konversi maupun baru akan memberikan manfaat bagi pengguna maupun pemerintah.
Salah satu manfaat yang dirasakan pengguna di antaranya penghematan biaya BBM sebesar Rp2,6 juta per tahun.
"Manfaat bagi pemerintah, untuk satu unit motor akan saving BBM 335 liter/tahun, saving kompensasi Pertalite Rp532.500/tahun, serta penurunan CO2 0,67 ton/tahun," jelas dia.
(dmr/fea)