Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksi penjualan sepeda motor di Tanah Air hanya mencapai target minimal pada 2022, yakni 5,1 juta unit - 5,2 juta unit. Hasil tak bisa menyentuh target maksimal lantaran terpapar krisis komponen chip semikonduktor sepanjang tahun.
"Hingga akhir tahun kemungkinan pada angka 5,1 juta unit dan 5,2 juta unit," kata Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI saat dihubungi, Senin (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AISI sebelumnya menetapkan target penjualan motor lima anggotanya yakni TVS, Suzuki, Yamaha, Honda, dan Kawasaki berkisar di antara 5,1 juta unit hingga 5,4 juta unit.
Menurut Sigit target tertinggi tahun ini diprediksi belum tercapai akibat kelangkaan chip yang menghambat aktivitas bisnis para anggota.
Krisis chip semikonduktor memang beberapa waktu ke belakangan telah menjadi masalah tersendiri bagi industri otomotif, termasuk motor. Banyak produsen mengeluhkan kelangkaan chip sehingga tidak bisa memproduksi kendaraan pesanan konsumen.
Kondisi ini lantas membuat konsumen mengalami inden atau masa tunggu yang bahkan mengular sampai tiga atau empat bulan.
Krisis chip diklaim berakhir pada Agustus 2022 yang ditandai naiknya angka wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer ke level 500 ribuan unit. Angka tersebut diklaim sudah mencapai batas normal.
Selama Januari hingga Oktober, wholesales motor anggota AISI sudah 4.149.947 unit. Ini artinya butuh lebih dari 1 juta unit lagi untuk mencapai target 5,2 juta unit.
"Jadi walau tidak sampai (5,4 juta unit), tapi ini kan masih masuk ke range target. Dan sebabnya kami tidak menduga masalah chip ini," ungkap Sigit.
Lihat Juga : |
Kendati angka produksi telah mencapai level normal, bukan berarti inden menghilang seketika. Astra Honda Motor (AHM) sebagai penguasa pasar motor Tanah Air mengakui inden konsumen masih terjadi.
GM Communication Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin menjelaskan kondisi saat ini lebih diakibatkan permintaan roda dua di Indonesia melebihi angka produksi sekarang.
"Produksi sekarang naik, sudah normal. Cuma yang beli juga banyak. Jadi dipenuhin, eh sudah masuk lagi pesanannya. Jadi ya masih inden beberapa produk, tapi tidak selama saat kami terimbas semikonduktor kemarin," kata Muhibbuddin di Bali, Kamis (1/12).
Alhasil, inden atau masa tunggu pada motor Honda tetap terjadi dengan durasi bervariasi antara kurang dari satu bulan atau lebih. Terkait sepeda motor Honda yang masih inden berasal dari produk dengan permintaan pasar paling besar yakni skuter matic.
"Seperti Scoopy, Beat, atau Vario. Ya volume maker, banyak permintaan," tutup Muhibbuddin.
(ryh/fea)