Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia Butuh Investor
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hasil Sidang Kabinet Paripurna poin utama yaitu instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik mulai dari hulu ke hilir.
Untuk mendukung pengembangan ekosistem itu pemerintah menyiapkan sejumlah insentif agar investasi masuk.
"Pak Presiden juga menegaskan terkait pengembangan ekosistem hulu hilir dari EV (electric vehicle), baterai sampai dengan industri otomotif berbasis EV," kata Airlangga dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/12).
Lihat Juga : |
"Perencanaan roda empat, roda dua, maupun perencanaan ekosistem dan insentif yang perlu diberikan, agar memastikan investasinya masuk dan ini akan jadi andalan ekonomi nasional ke depan," kata dia menambahkan.
Terkait dengan ekosistem baterai kendaraan listrik, Jokowi juga meminta agar jajarannya mendalami lagi berbagai komoditas yang bisa menjadi bahan baku pembuatan baterai.
"Terkait ekosistem ini diminta untuk mendalami berbagai komoditas, baik itu bauksit, aluminium, nikel, beserta integrasi ekosistem dalam bentuk EV baterai yang butuh nikel, kobalt, membutuhkan mangan, dan komoditas lainnya," tutur dia.
Sebelumnya, Jokowi sempat menyatakan bahwa 60 persen kendaraan listrik dunia akan bergantung pada ekosistem baterai terintegrasi di Indonesia. Hal ini tak lepas dari sebagian besar sumber daya buat pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik ada di Indonesia seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah.
Kendati begitu, Indonesia masih kekurangan lithium. Jokowi mengatakan sudah menyampaikan ketertarikan pada Australia untuk bekerja sama memasok litium.
"Saya kemarin sudah sampaikan ke PM Albanese (PM Australia Anthony Albanese) Australia punya lithium, kita boleh beli dong dari Australia. Terbuka silakan. Tapi ternyata dari kita sudah ada yang punya tambang di sana. Ini strategis, benar melakukan intervensi seperti itu," ucap Jokowi.
Menurut Jokowi sumber daya buat menciptakan ekosistem baterai di dalam negeri sudah komplet. Hal penting yang harus dilakukan yakni mengintegrasikan proses hilirisasi sumber daya alam tersebut dan ini dikatakan tidak mudah.
"Mengintegrasikan ini sebuah barang yang tidak gampang, sehingga jadi sebuah ekosistem itu. Inilah yang terus, saya mati-matian ini harus jadi, karena inilah yang akan melompatkan kita meloncati, menuju ke peradaban yang lain," kata Jokowi.
Setelah ekosistem baterai kendaraan listrik dibangun, Jokowi bilang investasi bakal berbondong-bondong masuk. Dia meyakini motor dan mobil listrik akan menggantikan kendaraan konvensional.