PT Sokonindo Automobile (DFSK) memastikan akan merakit lokal kendaraan listrik Gelora E di pabriknya yang berlokasi di Cikande, Serang, Banten mulai 2023. Perakitan lokal atau Incompletely Knock Down (IKD) Gelora E akan berimbas pada harga jualnya di Indonesia.
CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus mengatakan DFSK Gelora E rakitan lokal akan turun harga hingga ratusan juta rupiah, diprediksi antara Rp100 hingga Rp150 jutaan.
"Sekarang masih melakukan persiapan di pabrik di Cikande, dan komponen suku cadang di China. Awal tahun depan kita dimulai produksi di Cikande," kata Barus di Jakarta, Rabu (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip situs resmi DFSK, Gelora E yang saat ini masih disuplai secara impor utuh alias completely built up (CBU) dijual dengan harga mulai Rp484 juta.
Sales and Marketing Director PT Sokonindo Automobile (DFSK) Rifin Tanuwijaya menjelaskan harga Gelora E rakitan lokal akan berkisar di harga mulai Rp350 juta.
"Nanti yang blind van Rp350 jutaan, yang minibus Rp390 jutaan," ucap Rifin.
Barus menambahkan kapasitas produksi di pabrik DFSK sekitar 50 ribu unit per tahun, dan yang sudah terpakai sekitar 15-20 persen. Strategi produksi lokal Gelora E pun diyakini ada investasi yang dikucurkan, namun nilainya tidak begitu besar. Sebab pabrik sudah siap memenuhi pasokan kendaraan di dalam negeri.
"Ada investasi tambahan tapi nilainya tidak terlalu besar. Paling penting kita sudah bisa memproduksi mobil listrik secara lokal sehingga harganya lebih terjangkau oleh konsumen," ucap pria karib disapa Barus.
Saat ini DFSK yang dijual di Indonesia bermesin bakar, yaitu Gelora, Glory i-Auto, Glory 560 dan pikap Super Cab dan mobil listrik Gelora E.
Alexander Barus berpandangan merakit lokal kendaraan niaga listrik Gelora E sudah diperhitungkan secara matang. Pihaknya menargetkan bisa memberikan keuntungan kepada para pemilik kendaraan atau pengusaha logistik.
"Bagi saya, kami yang pertama menciptakan tren kendaraan niaga listrik diproduksi lokal. Ini sangat menguntungkan dari sisi penggunaan. Jadi tidak hanya sekadar mobil niaga, tapi mobil niaga listrik yang efisien dalam penggunaannya," ucap Barus.
Menurut Barus tren kendaraan niaga listrik harus diciptakan karena memang ada kelebihan di segmen ini. Ia berharap strateginya bisa menciptakan alternatif berkendara kendaraan listrik di segmen niaga.
"Bangun tren dan membuat konsumen semakin yakin untuk memilih produk ini," tutup Barus.