Jokowi Bicara Peluang Insentif untuk Angkutan Umum Listrik

CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2022 15:13 WIB
Presiden Joko Widodo mengeluarkan wacana insentif untuk angkutan umum listrik yang diproduksi di Indonesia. (CNN Indonesia/Khaira Ummah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka peluang pemberian insentif untuk angkutan umum berbasis listrik produksi dalam negeri setelah merencanakan insentif bagi pembelian mobil dan motor listrik.

"Dan insentif untuk angkutan umum, selama produksinya di dalam negeri tentunya hitungannya berbeda," kata Jokowi dalam konferensi pers disiarkan daring, Rabu (21/12).

Jokowi tidak menjelaskan secara detail soal pemberian insentif untuk angkutan umum listrik itu. Ia hanya menyampaikan saat ini besaran untuk insentif kendaraan listrik masih dihitung lebih lanjut.

"Nanti kalau sudah hitung-hitungannya final, keputusan ini final betul, baru akan kita sampaikan," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga sempat menyinggung soal rencana pemberian insentif untuk mobil dan motor listrik. Ia mengatakan pemberian insentif dilakukan dengan kalkulasi dan berbagai kajian.

Jokowi berharap pemberian insentif dapat mendorong industri otomotif berkembang. Dengan demikian, hal itu juga akan berimbas pada penciptaan lapangan kerja baru.

"Kita harapkan dengan insentif itu industri mobil listrik, motor listrik di negara kita bisa berkembang. Kalau berkembang, pajak pasti meningkat," ungkap dia.

"PNBP pasti bertambah dan yang paling penting akan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya karena ini akan mendorong industri pendukung lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan insentif yang disiapkan pemerintah untuk kendaraan listrik berdasarkan harga untuk mempercepat industri kendaraan elektrifikasi.

"Dan sektor otomotif ini negara Eropa, semua memberikan insentif dan insentif itu didesain ada capping price kendaraan. Indonesia juga akan mempersiapkan, tidak semua mobil itu listrik yang untuk kaya atau mewah diberikan subsidi, tetapi dengan harga tertentu, ini kebijakannya sedang dievaluasi," jelas Airlangga.



(dmr/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK