Arogansi pengendara Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner kembali mendapat sorotan setelah beredar dua video yang viral di media sosial.
Video pertama menunjukkan arogansi pengendara Pajero Sport yang mengacungkan senjata tajam (sajam) ke pengendara mobil lain saat melintas di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara yang diduga terjadi pada Minggu (25/12).
Dalam video tersebut, pengendara Pajero Sport dengan pelat B 1690 QH mencoba menyerobot antrean kendaraan di depannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, video kedua memperlihatkan aksi pengendara Fortuner yang belum jelas lokasi dan waktu kejadian. Dalam video tersebut, Fortuner yang sedang dikawal Patwal memepet pengguna jalan lain.
Lalu, bagaimana seharusnya bersikap ketika mendapati pengendara yang arogan di jalan raya?
Instruktur Senior Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengimbau pengemudi lain untuk mengalah ketika menemui pengendara arogan. Menurut dia menghadapi arogansi pengemudi di jalan justru akan menghabiskan waktu dan tenaga.
"Buat pengguna jalan lain yang merasa hak-hak mereka tidak diakomodir oleh pengguna jalan yang arogan tadi, apa yang harus kita lakukan? Kita ngalah, kita sabar," kata Jusri saat dihubungi, Selasa (27/12).
Menurut dia ketika berhadapan dengan pengendara arogan, sisi psikologis akan terdampak dan merasa terintimidasi. Secara natural, orang akan terbawa emosi jika berada dalam emosi tersebut.
Dari situ juga akan timbul kecemasan. Ketika kecemasan dan terintimidasi terjadi terus menerus, maka ada ruang emosi yang tak bisa terekspos.
"Yang terjadi mereka akan mengalami frustasi. Ketika frustasi orang-orang kayak kita ini, mereka berani melakukan friksi, berani melakukan senggolan-senggolan yang menyebabkan konflik. Artinya mereka bisa saja muncul perilaku impulsif," jelas Jusri.
"Impulsif adalah sebuah perilaku di bawah alam sadar yang kadang-kadang dianggap orang nekat. Dia lupa kalau dia sedang tertekan, dia frustasi. Nah, tolong teman-teman yang berada di sekitar lingkungan yang tidak safe tadi, ngalah saja lah. Ngalah itu akan membuat anda tiba di rumah atau tempat tujuan dengan tepat waktu," tambah dia.
Di sisi lain, pengemudi juga tak perlu berupaya menegakkan atau mengingatkan soal aturan-aturan berlalu lintas kepada pengendara arogan. Menurut dia penegakkan hukum merupakan kewenangan kepolisian dan hakim di pengadilan.
"Penegakkan peraturan itu haknya polisi, kalau Anda bukan polisi, so go away, karena kalau tidak anda akan terpicu emosi anda, kalau emosi anda naik, apa yang terjadi? Kemampuan rasional, kemampuan logika akan turun, termasuk kemampuan motorik Anda, karena psikologisnya terganggu," pungkasnya.