Tabrak Lansia hingga Tewas, Ahli Ingatkan Bahaya Tunggangi Moge
Insiden pengendara Harley-Davidson menabrak lansia di Jakarta, Selasa (27/12) mengingatkan kita mengenai potensi bahaya saat mengendarai motor besar atau moge.
Kecelakaan yang terjadi di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat ini menewaskan seorang nenek penjual tisu Sugiyem (63). Ia tewas akibat mengalami luka di bagian kepala.
Pemerhati keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu menyampaikan mengendarai moge sebetulnya bukan hanya sebatas mampu membeli motor asal Amerika Serikat itu, melainkan pengendaranya harus mampu mengendalikan motor bertenaga besar itu agar tetap aman di jalan raya.
Menurut Jusri banyak tantangan di balik penggunaan moge dan itu harus dikuasi betul oleh penggunanya.
"Apa benar akibat mesin besar dan hawa panas dari mesin membuat pengendara moge kerap tidak sabar di jalanan? Bukan hanya hawa panas mesin dan kompresi mesin yang besar, moge juga bisa memicu perilaku seseorang dan pola pikir seseorang," kata Jusri.
"Suaranya saja memicu adrenalin dan eksistensi si pengendara, duduk di Harley-Davidson atau moge lainnya bisa mengubah pola pikir," imbuh Jusri menambahkan mengutip detik, Jumat (30/12)
Karena hal tersebut, menurut Jusri banyak penunggang moge yang tak sadar jika mereka telah melampaui batas kecepatan semestinya. Hal ini yang kemudian memicu kecelakaan lalu lintas.
Lihat Juga : |
"Selain itu maunya ngebut dan tidak menyadari melanggar peraturan, begitu kosong langsung tancap gas 120 km/jam padahal batas berkendara di dalam kota itu hanya 50 km/jam, belum lagi timbul sifat nekat (tanpa pelatihan)," ucap dia.
Jusri menambahkan pengguna moge maupun kendaraan berperforma lainnya harus juga menguasai dan mengendalikan emosinya. Pikirkan dampak jangka panjang sehingga perilaku berkendara menjadi lebih bijak di jalan raya serta taat pada peraturan berlalu lintas.
"Jadi tidak hanya saat mengendarai motor besar, mengendarai mobil sport juga bisa mengubah perilaku berkendara," katanya.