Riuh Ban Tanpa Udara Antibocor, Apa Bedanya dengan Ban RFT?
Ban tanpa udara diklaim bakal memberikan sejumlah keuntungan bagi pengendara. Salah satu keuntungan menggunakan ban tanpa udara tentu saja pengemudi tak perlu lagi was-was ban akan bocor.
Tanpa takut bocor dapat membuat pengemudi merasa lebih aman saat berkendara, bahkan saat melindas objek-objek tajam atau keras di jalanan.
Tak ada perbedaan mendasar antara ban tanpa udara dengan ban konvensional. Dari bentuk seperti donat, berwarna hitam, dan terbuat dari karet.
Kendati begitu, perbedaannya ban tanpa udara tidak dirancang untuk menampung udara, jadi memiliki bentuk dinding berongga.
Ban tanpa udara memiliki struktur unik pada bagian dinding yang berfungsi sebagai penyangga antara bagian tapak ban dengan pelek. Dari struktur tersebut bisa dipahami kerja ban tak akan menggunakan tekanan udara.
Produsen yang sudah terang-terangan mengumumkan soal ban tanpa udara yakni Michelin. Perusahaan asal Prancis itu menargetkan produksi ban tanpa udara, Unique Puncture-proof Tire System (Uptis) mulai 2024.
Michelin bahkan menggandeng produsen otomotif General Motor untuk bisa menjual produk ini ke publik pada 2025. Selain Michelin, produsen ban lainnya, Bridgestone juga tengah mengembangkan produk serupa yakni QuietTrack.
Sekilas, keunggulan ban tanpa udara ini mirip dengan ban jenis Run-Flat Technology (RFT) atau ada yang menyebut run flat tires. Namun, tentu ada perbedaan mendasar antara ban tanpa udara dan RFT.
Melansir Bridgestone, RFT merupakan ban yang mampu tetap bekerja meski tertusuk objek-objek tajam atau keras di jalanan. Pada intinya, pengemudi dapat melanjutkan perjalanan setelah ban tertusuk benda tajam, sehingga memungkinkan pergi ke bengkel atau menemukan tempat yang aman untuk mengganti ban.
Kendati begitu, ada batas mengemudi ketika ban RFT mengalami kebocoran. Pengemudi hanya bisa mengemudi menggunakan ban RFT yang bocor hingga jarak 80 km dengan kecepatan maksimal 80 km per jam.
Terdapat dua jenis utama dari sistem ban RFT, yakni sistem swadaya dan sistem ring pendukung. Kebanyakan sistem ban RFT mandiri, karena ban ini memiliki konstruksi dinding samping yang diperkuat yang akan terus mendukung kendaraan jika terjadi kehilangan udara.
Konstruksi ini memungkinkan operasi lanjutan setelah kehilangan tekanan udara hingga kecepatan dan jarak yang ditentukan oleh pabrikan.
Sementara, sistem ring pendukung ban RFT menggunakan cincin karet keras atau struktur lain yang dapat mendukung berat kendaraan dalam kondisi kehilangan udara.
Kendati demikian, tidak semua kendaraan bisa menggunakan ban RFT. Ban jenis ini hanya dapat digunakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan Sistem Pemantauan Tekanan Ban (TPMS).
TPMS berfungsi memberitahu pengemudi segera setelah salah satu ban kekurangan tekanan. Tanpa sistem ini, pengemudi kemungkinan tidak mengetahui sedang berkendara dengan ban kempis.